Halte Transjakarta Sarinah dan Bundaran HI di Jalan MH Thamrin dan Halte Tosari di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, yang rusak dilalap api saat aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja Kamis (8/10) lalu kini sudah mulai beroperasi kembali secara terbatas pada Senin (12/10).
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com sekitar pukul 08.00 WIB, Halte di 3 tempat tersebut sudah mulai melayani penumpang untuk naik dan turun Bus Transjakarta.
Para petugas Transjakarta sudah sibuk mengatur lalu lintas penumpang naik dan turun Bus. Meski demikian, tiga halte tersebut belum bisa dioperasikan secara penuh karena masih dalam tahap perbaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat, bagian yang sedang dalam proses perbaikan dipasang penutup seng dan spanduk untuk memudahkan proses pengerjaan. Sementara di sisi lainnya yang sudah direnovasi bisa digunakan untuk melayani penumpang.
Beberapa pekerja terlihat sedang melakukan renovasi dan perbaikan terhadap kerusakan. Kegiatan mengecat dan mengganti beberapa bagian halte terus dilakukan.
Selain itu, proses pembayaran juga sudah bisa dilakukan dengan media QR Code maupun dengan kartu elektronik di halte-halte tersebut tersebut.
Terlihat pula penjagaan ekstra dari aparat TNI yang bersiaga di Halte Tosari. Selain itu, terdapat petugas Dinas Perhubungan terlihat mengatur lalu lintas penyeberangan di sekitar halte.
![]() |
Arini, salah satu pengguna Halte Tosari mengaku terganggu dengan adanya pengerjaan di area keluar masuk halte tersebut. Ia juga menyesalkan tindakan perusakan halte tersebut oleh para perusuh saat demonstrasi berlangsung Kamis lalu. Fasilitas publik, kata dia, tak seharusnya ikut dirusak oleh massa.
"Ya ini kan masih pengerjaan ya, berbeda dari sebelumnya sebelum dirusak. Semoga dibenahi dengan cepat agar penumpang bisa nyaman mengaksesnya kembali," kata Arini.
Sebelumnya, PT Transportasi Jakarta memperkirakan puluhan halte Transjakarta yang rusak akibat rusuh aksi penolakan UU Cipta Kerja bisa beroperasi penuh kembali sebelum akhir 2020.
Sebelumnya, setidaknya ada 46 halte terdampak akibat demo UU Cipta Kerja yang berakhir ricuh dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp65 miliar.