Aksi unjuk rasa Mimbar Akbar Sebuah Sumpah Rakyat yang dilakukan buruh, petani, mahasiswa, serta masyarakat miskin kota di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (28/10) berakhir damai.
Awalnya, polisi sempat melarang aksi digelar melebihi pukul 18.00 WIB. Namun setelah negosiasi alot, massa diperbolehkan beraksi hingga pukul 19.00 WIB.
Sebelum membubarkan diri, massa aksi membacakan sumpah rakyat. Mereka mengajukan tiga tuntutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu, dengan segenap kesadaran kami rakyat yang tertindas bersumpah menjunjung tinggi persatuan, persatuan atas nama tegaknya keadilan," kata massa aksi dipimpin Jubir Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) Nining Elitos.
Tuntutan kedua adalah menyerukan sikap perlawanan terhadap culasnya kekuasaan. Ketiga, berjuang melenyapkan kesewenang-wenangan.
Usai pembacaan sumpah, ribuan orang bernyayi bersama. Mereka menyanyikan lagu "Buruh Tani" yang lekat dengan gerakan aksi unjuk rasa.
Setelah itu, mereka membubarkan diri. Mereka mengutarakan rencana untuk melanjutkan demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
"Sepuluh November adalah Hari Pahlawan. Jadi 10 November tentu kami juga akan berjuang. Modelnya apakah mimbar rakyat atau memang kita mobilisasi massa secara besar-besaran," tutur Nining seusai aksi.
(dhf/dea)