Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Kedutaan Besar Prancis yang berlokasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (4/11).
Kepala Hubungan Internasional Pimpinan Pusat GPII Farisz Rama Putra mengatakan ada sejumlah tuntutan yang disampaikan pihaknya dalam gerakan unjuk rasa menyusul pernyataan Presiden Prancis yang disebut menghina Islam.
Tuntutan itu salah satunya kata dia, berkaitan dengan desakan agar majalah Charlie Hebdo yang memuat karikatur Nabi Muhammad dibredel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mendesak Presiden Prancis Emmanuel Macron agar mencabut izin majalah Charlie Hebdo yang telah melecehkan Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi," kata Farisz saat berorasi di lokasi.
Tak hanya itu, mereka juga mendesak pengadilan internasional agar mengadili Marcon karena dianggap telah menyakiti umat muslim melalui pidato-pidatonya.
"Mengutuk presiden Prancis Emanuel Macron yang memberikan stigma negatif terhadap umat islam," kata dia.
Farisz juga mendesak agar Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin memutuskan hubungan diplomatik dengan Prancis.
"Usir Prancis dari Indonesia, lawan penghina nabi Muhammad," katanya.
Dari pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, puluhan anggota massa yang berunjuk rasa ini juga membawa sejumlah poster dan alat peraga demonstrasi. Dalam poster-poster itu banyak tulisan yang menuntut agar Macron meminta maaf.
Mereka juga membawa poster bergambar Macron dengan membubuhkan tulisan di bawahnya sebagai virus Macronisme. Selama berorasi para massa aksi ini juga menuntut boikot terhadap seluruh produk Prancis.
Bahkan meminta produsen produk Prancis yang beroperasi di Indonesia menghentikan produknya. Mereka juga menyebut Macron sebagai sejenis makanan lembek yang bisa dirusak seketika
"Nama Macron, gue bejek juga lu kaya makaroni," kata dia.
(ain/tst/ain)