Kepala Kepolisian Sektor Metro Menteng, AKBP Guntur Muhammad Thariq menyebut aksi Ormas Gerakan Pemuda Islam (GPI) membakar produk Prancis sebatas mencari eksistensi belaka. Kata dia, tindakan pembakaran hanya untuk membuktikan protes dan bentuk nyata aksi boikot produk atas pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Namun menurut Guntur, peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu itu tak sampai mengganggu warga di sekitar lokasi.
"Itu cari eksistensi saja," kata Guntur saat dikonfirmasi, Jumat (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati, Guntur memastikan, polisi tetap bakal rutin melakukan patroli di sekitar kawasan Menteng, Jakarta Pusat untuk mencegah tindakan ikutan--seperti sweeping--dari aksi boikot produk Prancis tersebut.
Apalagi, lanjut dia, jika sampai ada yang nekat melakukan pencurian berkedok aksi boikot tersebut.
"Siapapun tak boleh melakukan pidana berkedok alasan apapun, kami kerahkan Bhabinkamtibmas untuk patroli rutin," ujar dia.
Lebih lanjut, Guntur juga mengimbau masyarakat untuk tak terpengaruh jika ada pihak yang mengajak untuk melakukan sweeping atau penyisiran serampangan.
"Diminta tak terpengaruh ajakan untuk sweeping dan main hakim sendiri. Sebab ada pidana yang menanti," ucap Guntur.
Ormas GPI diketahui melakukan aksi pembakaran produk Prancis di daerah Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (3/11).
Mereka lebih dulu membeli produk asal Prancis dari sebuah minimarket. Produk yang dibeli antara lain air mineral, biskuit, hingga susu. Setelahnya, mereka lantas membakar barang yang mereka beli itu.
![]() |
Sejauh ini, kepolisian menyatakan tak unsur pidana dalam tindakan tersebut. Pasalnya, GPI telah lebih dulu membeli produk-produk itu sebelum akhirnya melakukan aksi pembakaran.
Sebelumnya sejumlah aksi dan kecaman mengemuka buntut dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW. Selain aksi pembakaran produk Prancis, protes di titik lain juga ditunjukkan dalam bentuk spanduk bergambar karikatur Macron berwajah iblis.