Inovasi Sebagai Solusi Tantangan Pandemi Covid-19

ayo & Satgas Covid-19 | CNN Indonesia
Minggu, 08 Nov 2020 17:04 WIB
Kondisi yang serba tidak pasti akibat pandemi Covid-19 dipandang sebagai panggilan untuk terus produktif bagi inovator atau wirausahawan.
Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Situasi yang terus berubah akibat pandemi Covid-19 seharusnya dihadapi dengan terus melakukan inovasi. Khusus bagi inovator atau wirausahawan, kondisi penuh ketidakpastian seharusnya menjadi panggilan untuk terus produktif.

Hal itu mengemuka dalam acara Dialog Produktif dengan temas 'Berinovasi dan Optimistis Meningkatkan Usaha di Masa Pandemi' oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasioal (KPC PEN), Jumat (6/11).

Avanti Fontana, Dosen & Fasilitator Strategi dan Manajemen Inovasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 telah menimbulkan perubahan situasi yang tidak hanya cepat tetapi juga kompleks.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inovasi merupakan salah satu instrumen yang sangat diperlukan guna merespon perubahan tersebut. Pasalnya, inovasi tidak hanya akan berdampak merubah kondisi menjadi lebih baik dari sebelumnya, tetapi juga diharapkan mampu membawa perbedaan yang signifikan dalam nilai manfaat baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

Produk-produk solutif yang dihasilkan wirausahawan bukanlah sesuatu yang dihasilkan tiba-tiba, lanjutnya, tetapi dilakukan secara sistematis dan memiliki tujuan untuk menyelesaikan masalah.

"Kalau bicara pandemi, tentu tujuannya bagaimana mengatasi pandemi dan tujuan yang lebih besar adalah menggapai kesejahteraan baik dalam jangka dekat maupun jangka panjang," katanya sebagaimana dikutip dari laman Satgas Covid-19, Sabtu (7/11).

Avanti menyebutkan bahwa hal-hal yang perlu direspon saat pandemi adalah inovasi yang dapat membantu Indonesia keluar dari kondisi ketidakpastian. Untuk hal ini, lanjutnya, perlu sensitivitas yang tinggi dalam menemukan peluang yang tepat.

Menurut dia, dalam menciptakan kondisi ekosistem yang kondusif agar inovasi dapat berjalan dengan baik diperlukan peran pemerintah. Pemerintah, lanjutnya, berperan dalam menciptakan regulasi yang dapat mendukung perkembangan inovasi.

Avanti juga mengutip data dari Index Inovasi Global yang diterbitkan oleh INSEAD bekerjasama dengan WIPO. Pada 2017-2020, tingkat inovasi Indonesia cukup stabil di angka 30/100. Pada 2020, skor Indonesia 26/100.

"Di sini menunjukkan bahwa betapa besarnya peluang inovasi bisa tumbuh di Indonesia. Itu butuh regulasi yang kondusif. Negara juga memiliki peran dalam menjaga ekosistem ini tetap kondusif," terangnya.

Avanti menjelaskan bahwa inovasi yang berhasil tidak hanya berdampak terhadap ekonomi, tetapi juga berdampak sosial yang luas. Seperti halnya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah bentuk inovasi di bidang publik, untuk membangkitkan ekonomi nasional.

"Para inovator harus kritis dan peduli serta mau melakukan analisis kondisi. Terapkan empati kepedulian sosial dari hulu sampai hilir. Lalu turunkan dalam analisis kekuatan dan kelemahannya kemudian peluang dan tantangannya. Dari situ kemudian bisa digali apa masalah yang bisa disolusikan dan ditawarkan ke masyarakat," tuturnya.

Hal senada dikemukakan oleh Doddy Lukito, Chief (In Hospital) Business Officer & Co Founder HaloDoc. Menurut dia, inovasi tetap harus dilakukan kendati pada awalnya belum tentu terlihat tepat sasaran.

"Saat kita menemukan solusi pertama kali, mungkin itu tidak langsung tepat guna. Kita pantau terus hasilnya seperti apa, sambil kita terus beradaptasi untuk mencapai hasil yang kita harapkan. Dari situ kita terus berevolusi," kata Doddy.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER