PAHLAWAN NASIONAL

Sultan Baabulah dan Sulut Amarah Melawan Penjajahan Portugis

CNN Indonesia
Selasa, 10 Nov 2020 10:49 WIB
Sultan Baabulah jadi salah satu nama yang mendapat anuegrah gelar Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun ini.
Ilustrasi. Sejumlah warga memerankan tokoh dalam drama teatrikal memperingati Hari Pahlawan 10 November. (Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sultan Baabulah menjadi satu dari enam pahlawan yang mendapat gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020.

Dikutip dari berbagai sumber, pria asal Provinsi Maluku Utara itu disebut sebagai sosok yang berjasa di Ternate. Khususnya pada abad ke-15 dan 16.

Ia dicatat sebagai tokoh yang berhasil mendorong Kesultanan Ternate mengusir penjajah Portugis dan meraih masa kejayaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepiawaian Baabulah menjadi seorang pemimpin diturunkan dari sang ayah, Sultan Khairun Jamil. Ayahnya merupakan Sultan Ternate ke-23 pada 1534-1570.

Masa kecil dan remaja Baabulah diisi dengan menemani dan mengikuti kegiatan sang ayah. Dari ayahnya pula ia meneladani banyak hal, mulai dari perkara kepemimpinan hingga memerintah sebuah kesultanan.

Baabulah kecil juga banyak mendapat pelajaran soal agama dan mulai berdakwah ke masyarakat tentang ajaran Al-Quran. Ini pula yang kemudian menjadi bekal Pangeran Baabulah mensyiarkan ajaran Islam pada masa kepemimpinannya kelak.

Lahir di tengah masa penjajahan Portugis, Baabulah menyaksikan perselisihan sang ayah dengan penjajah. Termasuk, sikap serdadu Portugis ke masyarakat setempat hingga upaya penyebaran ajaran Kristen kepada penduduk di wilayah tersebut.

Ketegangan antara Ternate dan Portugis mengantarkan Khairun pada kematian. Ia dibunuh setelah mendatangi undangan Lopes de Mesquita untuk berdiskusi.

Kedatangan Khairun ke kediaman Lopes de Mesquita mengakhiri hidupnya. Ia ditikam dengan belati.

Kematian sang ayah pun mengantarkan Baabulah menjadi pemimpin ke-24 Kesultanan Ternate. Akan tetapi di balik takhta itu, bayang-bayang kematian sang ayah menyulut amarah untuk memusnahkan Portugis dari wilayah kekuasaannya.

"Apa yang mesti kita segani dari Portugis jika kita menyadari kekuatan kita sendiri? Apa yang mesti kita takuti, apa yang membuat kita putus asa?," seru raja-raja Maluku dalam musyawarah di Pulau Hiri yang menetapkan Baabulah sebagai pemimpin Ternate.

Atas tekadnya memerangi Portugis, Baabulah mempersatukan pasukan kerajaan-kerajaan di Maluku di bawah bendera Ternate. Ia menikahi Sultan Gapi Baguna dari Tidore guna mempersiapkan kekuatan melawan penjajah.

Satu per satu benteng milik penjajah direbut. Mulai dari Fort Tolocce, Santo Lucia Fortress, hingga Santo Pedro.

Ia juga mengepung benteng Sao Paulo selama lima tahun demi memperlemah musuh-musuhnya.

Strategi tersebut berhasil mengusir Portugis dari Ternate. Hanya mereka yang memiliki istri pribumi yang diperbolehkan tinggal, tapi tetap harus hidup di bawah perintah kerajaan.

Seusai perjuangannya mengusir penjajah, Ternate kian berjaya dengan sekutu yang kuat di penjuru Nusantara. Jumlah warga yang menganut ajaran Kristen di wilayahnya turut menurun drastis.

Saat itu, Ternate dikenal sebagai negara terkuat dan termakmur di timur Nusantara.

Baabulah diceritakan berhasil menguasai 72 pulau selama masa kepemimpinannya, dengan kekuatan pertahanan 133.300 tentara dan 2.000 kora dari Sulawesi hingga Papua.

Pada 1583 Baabulah tutup usia. Penyebab kematiannya masih jadi perdebatan di kalangan sejarawan.

Ada yang menyebut ia meninggal pada perjalanan ketika dijebak dan akan dibawa ke Goa oleh Portugis.

Namun ada juga yang mengatakan ia dibunuh dengan racun atau sihir di kediamannya.

Infografis 6 Pahlawan Nasional BaruInfografis 6 Pahlawan Nasional Baru. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)

Tahun ini bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November, Presiden Jokowi telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Sultan Baabulah.

Adapun lima tokoh lain yang juga mendapatkan gelar serupa antara lain Machmud Singgirei Rumagesan, Jenderal Pol. (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Arnold Mononutu, Sutan Mohammad Amin Nasution dan, Raden Mattaher Bin Pangeran Kusen Bin Adi.

(fey/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER