Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik telah menyerahkan laporan penyelidikan kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua, kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/11).
"Intan Jaya kita sampaikan laporan tertulisnya sebagaimana kami sampaikan kepada Pak Menko Polhukam tempo hari," kata Taufan dalam rekaman, Senin (16/11).
Taufan menuturkan bahwa Komnas HAM berharap ada proses penegakan hukum di dalamnya. Ia meminta agar para terduga pelaku segera diproses.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menginginkan ada proses penegakan hukum terhadap terduga pelaku sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Pak Anam [Komisioner Komnas HAM Choirul Anam] tempo hari," jelas dia.
"Kami sampaikan langsung hasil laporan Tim investigasi kami tidak jauh berbeda dengan hasil Pak Mahfud, jadi mari kita tegakkan hukum supaya ada rasa keadilan terutama bagi keluarga dan masyarakat," sambung dia.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan akan membawa kasus-kasus kekerasan aparat di Intan Jaya ke pengadilan.
Dari penelusuran yang dilakukan, ia menyebut ada kecocokan fakta antara hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya dan Komnas HAM terkait kasus itu.
"Sesudah dikomparasi itu ternyata ada kecocokan fakta. Sehingga pemerintah langsung mengambil tindakan untuk dibawa ke pengadilan. Tentu harus bertahap," kata Mahfud, dalam keterangan videonya, Jumat (13/11).
Mahhfud juga sudah berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Andika Perkasa, Kamis (12/11).
Mahfud menyebut Hadi dan Andika mengonfirmasi bahwa mereka mulai melakukan penindakan terhadap kasus-kasus kekerasan yang melibatkan perwira TNI. Salah satunya penetapan tersangka dari anggota TNI lantaran terlibat dalam pembakaran Rumah Dinas Kesehatan di Intan Jaya.
Hasil investigasi TGPF Intan Jaya menyebutkan soal dugaan keterlibatan oknum aparat dalam penembakan Pendeta Yeremia.
Komnas HAM, yang melakukan investigasi terpisah, lebih gamblang mengungkap identitas oknum aparat yang menembak Yeremia, yakni Wakil Danramil Hitadipa Alpius. Namun, TNI sendiri menyebut terlalu dini untuk menyimpulkan kasus tersebut karena minimnya alat bukti.
(ctr/pmg)