Drainase Vertikal, Pemprov DKI Ajak Warga Tampung Air Hujan

Pemprov DKI Jakarta | CNN Indonesia
Selasa, 17 Nov 2020 16:27 WIB
Pemprov DKI mengajak masyarakat untuk berkolaborasi membuat drainase vertikal atau sumur resapan, yang bisa menyimpan air hujan di lingkungan tempat tinggal.
Ilustrasi banjir. (Foto: ANTARA FOTO/CANDRA YANUARSYAH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi banjir di berbagai kawasan ibu kota. Antara lain, pengerukan saluran, pembuatan waduk/situ/embung, juga mempersiapkan operasional pompa.

Hal itu dikarenakan banjir telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari Jakarta. Merunut sejarah, hal itu terlihat dari nama-nama kawasan yang diawali oleh kata 'rawa'dan 'pulo', misalnya Rawamangun, Rawasari, Pulo Gebang, Pulomas, dan lain-lain. Padahal, dimensi drainase kota dirancang menampung debit air hujan maksimal untuk curah hujan 120 mm/hari.

Namun berbagai upaya penanggulangan tersebut ternyata belum cukup. Pemprov DKI mengajak masyarakat untuk turut berkolaborasi, misalnya dengan membuat drainase vertikal atau sumur resapan, yang bisa menyimpan air hujan di lingkungan tempat tinggal warga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan Jakarta selama berpuluh tahun telah mengubah lahan resapan seperti Puncak. Dulu, Puncak merupakan kawasan hutan, sebelum diubah menjadi area perkebunan teh oleh Belanda. Perubahan ini membuat air yang mengalir atau terbuang jadi semakin besar.

Seiring kemunculan bangunan-bangunan baru, air yang meresap ke tanah menjadi sebanyak 50-70 persen, sedangkan yang terbuang sebanyak 30-50 persen. Terlebih, kawasan Puncak lantas berkembang menjadi area rekreasi dengan banyak villa, disusul Depok dan sekitarnya dengan daerah pemukiman yang makin padat, juga DKI Jakarta.

Hal ini membuat air yang meresap berkebalikan dari kondisi awal, yaitu yang meresap hanya 3-27 persen, dan yang terbuang sebanyak 73-97 persen. Artinya, persediaan air tanah menipis karena air mengalir ke drainase kota, bukan ke dalam tanah.

Membuat Drainase Vertikal di Rumah

Keberadaan drainase vertikal membuat warga bisa menyimpan air hujan. Jika tidak ada cukup pekarangan yang luas, Anda bisa mengajak tetangga sekitar, misalnya seperti di halaman mushola.

Cara membuat drainase vertikal sederhana saja. Buat lubang pada tanah. Upayakan galian tidak sampai keluar air. Jangan lupa untuk memperkuat dinding sumur menggunakan bata dengan 1 jari.

Buat saluran air masuk dari talang dan keluar menuju parit apabila kelebihan air. Isi bagian bawah drainase vertikal dengan batu koral atau kerikil. Kemudian, tutup bagian atas drainase vertikal dengan plat beton dan hiasi dengan rumput atau tanaman.

Ketika hujan turun, air akan masuk melalui talang dan ditampung di drainase vertikal. Air tidak langsung terbuang ke saluran kota, sehingga air pada saluran kota bisa berkurang dan tidak lagi menimbulkan genangan.

Bukan hanya menyelesaikan masalah genangan, dengan menabung air hujan, warga juga bisa memiliki cadangan air saat musim kemarau.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER