Brimob Bentuk Satuan KBRN, Selidiki soal Kimia Hingga Nuklir

CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2020 15:12 WIB
Brimob membentuk satuan KBRN yang khusus menyelidiki persoalan kimia, biologi, radioaktif, hingga nuklir.
Ilustrasi. Brimob bentuan satuan KBRN yang khusus menyelidiki persoalan kimia hingga nuklir. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Korps Brigade Mobil (Brimob) Polro membentuk satuan Kimia, Biologi, Radioaktif dan Nuklir (KBRN) untuk menyelidiki dan menyidik kejadian-kejadian yang berkaitan dengan bahan-bahan tersebut.

Komandan Korps Brimob Polri Irjen Anang Evandoko mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk mengemban tugas tersebut.

"Brimob telah menyiapkan langkah strategis dalam memelihara keamanan, ketertiban masyarakat, penegakan hukum, dan perlindungan serta melayani masyarakat yang bersinggungan langsung dengan bahan kimia berbahaya," kata Anang melalui keterangan resmi, Kamis (19/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, penggunaan bahan-bahan kimia seperti itu berisiko untuk disalahgunakan dan memicu kecelakaan. Anang mencontohkan, kejadian lebakan yang terjadi di kawasan pergudangan Kota Beirut, Lebanon, Agustus lalu.

Dia menegaskan bahwa penggunaan bahan kimia yang berbahaya harus mendapat pengawasan yang ketat dari pihak berwenang, termasuk dari Pasukan Gegana Korps Brimob Polri.

"Satuan KBRN ini telah memiliki SDM dan peralatan berteknologi tinggi dalam mengatasi kasus bahan kimia berbahaya," ucapnya.

Anang menambahkan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam dan Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLIVEt) untuk mengantisipasi ancaman virus atau biologi.

Kerja sama tersebut meliputi pembinaan peningkatan pengetahuan dalam bentuk pelatihan, diskusi maupun operasional.

BTKLPP, kata dia, memiliki sarana laboratorium pengujian sampel darah untuk deteksi virus maupun agen biologi lainnya termasuk sarana untuk menguji kadar racun atau bahan berbahaya yang terkandung di dalam makanan maupun air.

Anang menjelaskan, penanganan kejadian KBRN ini memerlukan sinergitas dengan keseluruhan lembaga dan instansi pemerintah untuk menciptakan situasi yang kondusif dan menjaga iklim investasi di Indonesia.

(mjo/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER