Sikap tegas Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman terhadap Front Pembela Islam (FPI) menuai dukungan. Markas Kodam Jaya dibanjiri ratusan karangan bunga sejak Senin (23/11).
Pesan optimisme dalam karangan bunga itu ditujukan kepada Kodam Jaya yang bermarkas di wilayah Cililitan, Jakarta Timur.
Berdasarkan penghitungan manual CNNIndonesia.com, setidaknya ada sekitar 189 karangan bunga hingga Senin (23/11) malam yang berjejer di depan pagar markas prajurit TNI di wilayah Jakarta dan sekitarnya itu. Jumlah tersebut, masih sangat mungkin bertambah, ataupun berkurang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesan-pesan yang disematkan dalam karangan bunga itu beragam. Mulai dari permintaan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), hingga menumpas kelompok maupun ormas yang dianggap intoleran.
Meski tak jelas untuk siapa sindiran tersebut dikirim, namun beberapa di antaranya justru ada yang menyinggung kelompok tertentu dengan jelas. FPI, misalnya.
"Bubarkan FPI, kami rindu Indonesia yang aman & damai. Hidup TNI Polri," tulis salah satu karangan bunga tanpa identitas pengirim itu.
Di samping karangan bunga tersebut, termuat pesan serupa yang tak jelas dari siapa bertuliskan "Ciee Ciee Ciee, Bibib mau repolusi. Ketemunya beton TNI Polri,"
![]() |
Selain itu, ada juga karangan bunga anonim yang meminta agar TNI/Polri mengusut sesuatu yang tak dijelaskan secara rinci hingga ke dalangnya. Kedua pesan senada ini berjajar bersampingan.
"Terima kasih kepada Kodam & Polda yang menunjukkan sikap tegas. Mohon untuk usut sampai tuntas sampai ke dalangnya," tulis pengirim karangan bunga berwarna merah itu.
CNNIndonesia.com juga menemukan sejumlah karangan bunga anonim serupa yang berjejer di sekitar Markas Kodam Jaya. Setidaknya, ada sekitar 73 karangan bunga tanpa identitas jelas diletakkan dengan maksud untuk memberi dukungan itu.
Atau, jika memuat identitas pengirim, mereka hanya menuliskan perwakilan dari suatu kelompok tertentu yang tidak dapat dipastikan juga kebenaran dan asal-usulnya.
Misalnya, mereka mengatasnamakan Kaum Milenial Jakarta, Kami yang Rindu Indonesia Damai, Masyarakat Jakarta Cinta Damai, Masyarakat Tangsel Cinta Damai, 'Barengan', Rakyat NKRI Sejati, hingga Kaum Punk Jakarta, Kaum Rebahan hingga Kaum PHK Covid.
![]() |
Karangan-karangan bunga dari sumber anonim itu pun sulit untuk dilacak lantaran tak meninggalkan jejak pemberi pesan, ataupun pihak yang membuat karangan tersebut.
Anung, seorang pemasang karangan bunga yang ditemui CNNIndonesia.com di sekitar Markas Kodam Jaya menceritakan bahwa dirinya sudah mengantarkan setidaknya lima karangan bunga hari itu.
Dia membawa sebuah mobil pickup berisikan karangan bunga bertuliskan 'Love You Bapak Pangdam Jaya, Rakyat Mengiringimu'. Di bawahnya tertulis bahwa pesan tambahan 'Dantara: Damai Nusantaraku'.
Anung mengaku tak tahu menahu soal pihak yang memesan karangan bunga tersebut. Kata dia, beberapa pemesan itu berasal dari kelompok-kelompok yang berbeda. Ada dari LSM hingga perorangan yang menuliskan pesan secara anonim.
"Hari ini saya sudah mengirimkan lima, tadi pagi ada satu di dekat persimpangan itu. Malam ini mau pasang empat lagi," ucap Anung kepada CNNIndonesia.com.
Saat ditelusuri lebih lanjut, Anung berasal dari Putera Florist yang membuka usahanya di sekitar wilayah Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Putera mengatakan setidaknya ada lebih dari 10 karangan bunga yang telah dipesan.
Kata dia, karangan bunga itu bukan hanya dikirimkan ke Markas Kodam Jaya saja. Namun, terdapat beberapa di antaranya juga dikirimkan ke Polda Metro Jaya.
"Ada lebih dari 10. Dua kali pengiriman," kata Putera saat dihubungi
Namun demikian, dia tidak mengetahui secara detail identitas pemesan karangan bunga itu. Menurut dia, ucapan dalam karangan bunga itu tidak menyimpang dan menyalahi aturan maka pihaknya siap untuk memberi pelayanan.
Putera menuturkan bahwa klien-klien meminta dirinya mengirim karangan bunga ke Markas TNI.
"Kalau menurut ucapannya sih kebanyakan memberi dukungan ya. Wajar-wajar saja sih ucapannya," katanya.
![]() |
Memang tak semua karangan bunga berasal dari sumber anonim. Beberapa di antaranya, ada yang memuat nama suatu kelompok tertentu yang berasal dari kalangan lembaga swadaya masyarakat, korporasi, hingga akademisi.
Tak jarang, dapat dijumpai karangan bunga yang mengatasnamakan alumni suatu universitas tertentu ataupun komunitas dalam satu profesi, seperti tenaga kesehatan, penulis, dan lainnya. Kemudian, terdapat juga karangan bunga yang berasal dari perorangan.
CNNIndonesia.com, menemui satu karangan bunga dari Anggota DPD RI Provinsi Kepulauan Riau, Richard Pasaribu. Selain itu, ada juga yang berasal dari PT MRT Jakarta (Perseroda). Hingga ada juga karangan bunga dari WAG Cebong Lover's, dan Seknas Jokowi Jabodetabek.
Selain itu, terdapat satu karangan bunga bertuliskan 'Lawan dan tindak para penyebar Covid-19 dan Covidiot'. Di bawahnya, bertuliskan bahwa karangan bunga itu mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara.
Saat dikonfirmasi, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menyatakan tak pernah mengirimkan karangan bunga itu. Mereka beranggapan bahwa nama organisasinya telah dicatut.
"Kami sama sekali tidak terlibat, satu-satunya yang bisa menjawab adalah karangan bunga tersebut. Kalau ada (pengiriman) pasti Sekjen tahu," kata Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Simbolinggi kepada CNNIndonesia.com.
"Cek sana sini, ternyata ada yang catut nama AMAN," tambahnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya..