Satgas Sebut Faktor Ekonomi Jadi Tantangan Testing di Daerah

CNN Indonesia
Selasa, 24 Nov 2020 16:38 WIB
Faktor ekonomi jadi tantangan dalam pencapaian cakupan testing dan tracing, karena beberapa kelompok masyarakat justru takut kehilangan kerja jika dicap positif
Ilustrasi. Petugas kesehatan tengah melakukan testing infeksi virus corona ke salah seorang warga. (Foto: AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turro Wongkaren mengatakan faktor ekonomi masyarakat jadi tantangan utama pelaksanaan testing dan penelusuran kontak infeksi virus corona di daerah.

Menurut pemaparan Turro, ada ketakutan di beberapa kalangan masyarakat jika dirinya diketahui konfirmasi positif. Terutama di kalangan pekerja. Sebab, jika terinfeksi Covid-19 maka orang tersebut harus menjalani isolasi mandiri dan tidak bisa bekerja.

"Tantangan yang paling pertama adalah ekonomi, khususnya di kalangan bawah, karena mereka takut ketahuan positif, kalau sampai positif kemudian mereka tidak bisa kerja, karena harus menunggu masa isolasi mandiri 14 hari," terang Turro dalam 'Masyarakat Bijak Sadar 3T' di Youtube BNPB, Selasa (24/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk beberapa kalangan mungkin harus isolasi 2 minggu ya nggak apa, tapi untuk kalangan seperti office boy, atau penjual bakso segala macam itu [bekerja] penting sekali untuk kehidupan mereka," imbuh dia.

Namun pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak takut untuk melaksanakan testing Covid-19 di Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lain. Apalagi jika muncul gejala seperti flu, demam, dan batuk.

Turro mengatakan, testing diperlukan untuk mengetahui penyebaran Covid-19 di suatu daerah, sehingga kondisi pandemi di kawasan itu bisa diketahui dan petakan.

"Artinya memang nggak mudah, tapi kita harus melakukan dan memberikan pemahaman bahwa testing diperlukan, jika tidak mau testing, kita tidak tahu sampai sejauh mana Covid-19 itu menyebar dan mungkin bahkan memperburuk suasana pandemi," jelas Turro lagi.

Untuk diketahui, jumlah pemeriksaan testing Indonesia masih belum bisa mencapai target yang diberikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Infografis Membedakan PPOK dan Covid-19

Dengan asumsi penduduk sebanyak 267 juta jiwa, idealnya dalam sepekan Indonesia dapat melakukan testing kepada 267 ribu orang. Namun angka ini belum pernah sekali pun tercapai.

Berdasarkan data mingguan Satgas Covid-19 hasil analisa 15 November, pemeriksaan testing dalam sepekan sebesar 232.872 orang atau 86,5 persen dari target WHO. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi selama pandemi Covid-19 berlangsung di Tanah Air.

(mln/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER