Pemerintah masih mengkaji kebijakan libur panjang Natal dan Tahun Baru akhir Desember mendatang. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah selalu mengutamakan keselamatan masyarakat.
"Pemerintah masih mengkaji libur akhir tahun, karena analisa, setiap libur panjang memakan korban," kata Wiku dalam Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (24/11).
"Apapun keputusannya, maka akan selalu mengutamakan keselamatan masyarakat Indonesia di tengah pandemi covid-19," sambung dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiku merinci jumlah kasus yang terus meningkat setelah ada libur panjang. Pertama, pada libur 22-25 Mei 2020 terjadi peningkatan kasus sebesar 69-93 persen. Angka ini didapat sepanjang 6-28 Juni 2020.
Kemudian, libur panjang pada 17, 20 dan 23 Agustus 2020 terjadi peningkatan kasus sebesar 59 persen hingga 118 persen. Angka ini didapat sepanjang 1-3 September 2020.
Terakhir pada libur panjang 28 Oktober-1 November 2020 terjadi peningkatan kasus sebesar 17-22 persen. Angka ini didapat sepanjang 8-22 November 2020.
"Masih tidak terkendali karena libur panjang dan kegiatan yang menimbulkan kerumunan," beber dia.
Menyikapi kondisi demikian, Wiku kembali meminta pemerintah daerah untuk selalu melakukan pengawasan di lapangan. Ia juga meminta penerapan sanksi yang adil kepada semua pihak.
"Kembali saya minta pemda untuk lakukan pengawasan, sosialisasi, disiplin dan berikan sanksi kepada masyarakat yang abai protokol kesehatan tanpa pandang bulu. Kolaborasi pemerintah dan masyarakat adalah kunci," tutup dia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta agar libur panjang di akhir tahun ini dikurangi. Pengurangan libur dilakukan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 yang kerap naik usai libur panjang.