Proses belajar mengajar di masa pandemi Covid-19 dinilai memberikan tantangan tersendiri, baik bagi pendidik maupun bagi peserta didiknya. Pandemi menghilangkan proses pembelajaran tatap muka dan menggantikannya dengan proses pembelajaran jarak jauh atau daring.
Adaptasi baru membuat para tenaga pendidik harus berjuang ekstra keras untuk bisa menyampaikan materi pembelajaran, sehingga para muridnya bisa menyerap materi pembelajaran dengan maksimal.
Tenaga pendidik juga dituntut untuk melakukan terobosan dan kreatif dalam menjalankan proses pembelajaran jarak jauh, sehingga suasana belajar dan mengajar tidak terasa membosankan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan berat dihadapi oleh Deswita Supriyatni, seorang dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi STKIP Pasundan, Cimahi, Jawa Barat. Pandemi menyebabkan proses pembelajaran untuk mata ajar yang identik dengan tatap muka ini menjadi tidak optimal.
"Semasa pandemi, proses pembelajaran memang tidak optimal dalam penyampaian materi pembelajaran, karena biasanya materi yang saya sampaikan identik dengan tatap muka dan praktik. Sekarang mau tidak mau harus melalui teknologi media atau tatap muka secara virtual," ujar Deswita dikutip dari laman resmi #SatgasCovid19, Kamis (26/11).
Selain tidak optimal, pembelajaran jarak jauh juga kerap menghadapi kendala. Deswita mengakui bahwa hambatan yang kerap dialaminya adalah ketika para mahasiswa yang ada di daerah tidak bisa menyimak maksimal karena terjadi gangguan koneksi internet.
Hal serupa juga disampaikan Arya Wiratman, guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung, Jakarta Timur. Menurut dia, salah satu tantangan yang dihadapi oleh sistem pembelajaran jarak jauh adalah suasana kelas yang acap kali kurang atraktif.
"Kondisi pandemi saat ini dengan pembelajaran jarak jauh baik secara virtual dan video pembelajaran, sangat monoton," terang Arya.
Meskipun demikian, Arya dan para tenaga pendidik terus berusaha agar suasana pembelajaran tidak monoton sehingga ilmu dan materi pembelajaran dapat tetap tersampaikan kepada para siswa.
"Kami tetap berusaha mengemas pembelajaran mirip seperti saat tatap muka di kelas," kata Arya.
Sri Murni, Dosen STKIP PGRI Bandar Lampung, menyebutkan bahwa tantangan pembelajaran memang kerap dihadapi di era pandemi Covid-19 yang mengharuskan seluruh aktivitas tatap muka dibatasi demi mencegah penyebaran virus.
Namun demikian, hal itu tidak menyurutkan semangat dan tulus untuk mengajar. Bahkan kepada kolega sesama tenaga pendidik, Sri berharap dapat tetap tulus dan bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa.
"Karena itu adalah ibadah kita," katanya.
Dia pun berharap seluruh siswa di Indonesia dapat tetap semangat menuntut ilmu di tengah kondisi pandemi kali ini.
"Saya berpesan kepada semua anak didik di seluruh Indonesia, untuk tetap semangat menuntut ilmu. Tetap termotivasi apapun kendalanya," katanya.
(ang/fdh)