Para guru mengaku bantuan subsidi upah dan kuota internet gratis dari pemerintah terasa sangat bermanfaat dalam melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi.
Sebelum ada bantuan, para guru dan tenaga pendidik ini mengaku mengalami hambatan terutama terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
Guru SDS Islam Ibnu Hajar Cipayung Jakarta Timur Arya Wiratman mengaku harus rela menyisihkan sebagian uang pribadinya untuk membeli kuota agar proses pembelajaran daring tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum ada bantuan subsidi pulsa untuk kuota internet, kondisi sangat sulit dan terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan harus pintar mengatur keuangan keluarga dan menyisihkan agar kebutuhan kuota internet terpenuhi. Setelah ada bantuan, sangat meringankan beban pengeluaran sehari-hari," ujar Arya, Rabu (25/11).
Hal senada juga dirasakan Sri Murni. Dosen STKIP PGRI Bandar Lampung itu merasa sangat terbantu dan bersyukur atas bantuan dari pemerintah, baik dalam bentuk pulsa maupun bantuan subsidi upah (BSU).
"Sebelum ada bantuan, kami harus pintar-pintar menyisihkan dana untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran. Sangat bersyukur, uang yang awalnya kami sisihkan untuk kuota bisa kembali kami pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ujar Sri.
Setali tiga uang, Dosen Program Studi PJKR STKIP Pasundan Deswita Supriyatni yang merupakan orang tua tunggal itu mengaku kebutuhan primer dan biaya internet menjadi prioritas, sehingga ia harus mengatur ulang perencanaan keuangan keluarganya.
"Dengan bantuan dari pemerintah ini tentunya sangat membantu sekali sehingga perencanaan keuangan keluarga bisa kembali seperti semula," ungkapnya.
Dari pengalaman yang diceritakan para guru dan tenaga pendidik ini, manfaat bantuan pemerintah sungguh dirasakan langsung para penerimanya. Keuangan keluarga dan kebutuhan sehari-hari kini dapat tercukupi.
(fef)