Karangan Bunga Dukung Risma Banjiri Balkot Surabaya

CNN Indonesia
Senin, 30 Nov 2020 05:12 WIB
Balai Kota tempat Risma berkantor dibanjiri karangan bunga dengan tulisan mendukung Wali Kota Surabaya tersebut.
Karangan bunga dengan pesan mendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya. (CNNINdonesia/Farid)
Surabaya, CNN Indonesia --

Usai viralnya video 'hancurkan Risma' di media sosial, gelombang dukungan untuk untuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus mengalir. Kali ini, Balai Kota tempat Risma berkantor dibanjiri karangan bunga.

Pantauan di lokasi, karangan bunga untuk Risma itu berasal dari Ibu-ibu Pemantau Jentik, Bunda PAUD dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

'Ibu-Ibu Pemantau Jentik Rungkut siap mengawal dan mendukung Bu Risma,' bunyi salah satu karangan bunga itu, Minggu (29/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ada juga karangan bunga kelompok yang mengatasnamakan dirinya Laskar 10 November 1945, bertuliskan 'Dulu musuh kita penjajahan, sekarang mafia wani geradak Bu Risma.'

Ada pula sejumlah karangan bunga lainnya yang bertuliskan, 'Jaga Bu Risma Jaga Surabaya', 'Berani menghina Bu Risma, lembut di dunia maya', 'Bu Risma Wani Lawan Mafia'.

Salah satu kelompok emak-emak atau ibu-ibu dari wilayah Simokerto dan Wiyung ditemui saat memberikan karangan bunga ini mengatakan, bahwa apa yang dilakukannya ini adalah bentuk simpati kepada Wali Kota Perempuan pertama di Surabaya tersebut.

Selain itu, karangan bunga ini juga menjadi simbol perlawanan warga Surabaya, terhadap orang-orang yang berniat menghancurkan Risma, sebagaimana dalam video yang beredar.

"Kami siap berdiri menandingi dan melawan mereka yang tidak peduli dengan kemajuan Surabaya, kami akan melawan para pendukung calon wali kota tertentu yang ingin menghancurkan Bu Risma dan Surabaya," kata salah satu perwakilan Emak-emak, Lena Rini Melati.

Ia mengatakan, pihaknya sengaja memasang karangan bunga ini lantaran ingin membuktikan bahwa warga Surabaya, bukanlah masyarakat yang melawan kekerasan dengan kekerasan pula, melainkan dengan cinta kasih.

"Sebagai Ibu kenapa mesti dihancurkan? Tetapi kita tidak melawan dengan sama-sama kekerasan. Ini adalah salah satu bentuk kecintaan kita kepada Ibu Risma," pungkas Lena.

Sebelumnya, sebuah rekaman video berdurasi 19 detik yang menampilkan sejumlah orang menyanyikan yel-yel 'hancurkan Risma' atau Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, viral di media sosial. Sejumlah orang dalam video itu nampak mengenakan atribut kaus warna-warni bergambar calon wali kota dan wali wali kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno. Mereka juga mengacungkan dua jarinya.

"Hancur, hancur, hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga. Hancur, hancur, hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga," teriak mereka.

Dalam video itu terlihat juga Mat Mochtar, kader senior PDIP yang telah dipecat karena dinilai tidak patuh terhadap keputusan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Mat Mochtar menolak mendukung Eri Cahyadi-Armuji.

Terlihat pula sejumlah orang mengenakan kaus warna hitam dengan gambar kepala banteng merah. Mereka adalah relawan Banteng Ketaton, beranggotakan kader PDIP lawas yang juga tak mau tunduk pada keputusan partainya untuk Pilwalkot Surabaya.

Tak hanya itu, di belakang mereka, nampak pula ada latar atau background yang menampilkan bergambar pasangan calon urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.

Saat dikonfirmasi, Mat Mochtar membenarkan bahwa dirinya memang ada di video tersebut. Ia menyebut video itu terekam pada Rabu (25/11) kemarin.

"Videonya kemarin, masih baru," kata Mat Mochtar kepada CNNIndonesia.com, Kamis (26/11).

Ia mengatakan bahwa nyanyian itu adalah luapan kekecewaan dirinya kepada Risma, karena telah memberikan kepercayaan kepada tokoh di luar PDIP, Eri Cahyadi, untuk meneruskan jabatannya sebagai calon wali kota

Ia pun kecewa, karena kata dia, mestinya, yang berhak mendapatkan rekomendasi menjadi calon wali kota adalah Whisnu Sakti Buana. Whisnu dianggap layak karena telah mendampingi Risma sebagai Wakil Wali Kota Surabaya selama dua periode.

"Aku yang dihancurno sampai dipecat, sing menghancurkan saya Bu Risma. Dari pada aku hancur ya Bu Risma tak hancurno (saya hancurkan), timbang PDIP sing hancur (yang hancur)," ucapnya.

(frd/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER