Pemerintah berharap vaksinasi tak hanya menurunkan angka kesakitan tetapi juga kematian. Menurut mereka vaksinasi ini merupakan cara terampuh untuk menangani Covid-19.
Hal tersebut dikemukakan Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes Mohamad Subuh. Ia menyebut vaksinasi ini bukan saja upaya melindungi diri sendiri dari penyakit, tapi juga melindungi orang lain.
Dampak vaksinasi ini juga akan dirasakan secara sosial dan ekonomi. Pemerintah, lanjut Subuh, kini berharap untuk melindungi masyarakat secara utuh, meningkatkan produktivitas dan pendapatan, serta kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dalam bahasa ekonominya, mencegah lebih murah daripada mengobati. Ilmu ekonomi yang masuk dalam bidang kesehatan adalah suatu tuntunan untuk bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah-masalah kesehatan secara efektif dan efisien," ujar Subuh dalam Dialog Produktif 'Vaksinasi: Pencegahan vs Pengobatan' yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) di Media Center KPCPEN, Selasa (1/12).
Vaksinasi, kata dia, merupakan upaya pencegahan yang spesifik atas suatu penyakit. Bila vaksinasi berhasil dilakukan, maka individu sehat, keluarga sehat, tatanan masyarakat sehat, maka produktivitas akan meningkat.
Dampak ekonomi yang akan terjadi selanjutnya, yakni masyarakat dapat bekerja dan ekonomi nasional akan kembali bergerak.
"Indonesia menjadi negara yang sehat bukan hanya secara jasmani tetapi juga sehat secara finansial dan bisa memberikan pelayanan yang maksimal," ujarnya.
Makanya pemulihan kesehatan dan ekonomi saat ini tidak hanya fokus pada individu-individu, tetapi juga pada entitas usaha.
"Jika semua dapat berdaya dan bisa menjaga diri dengan melakukan budaya 3M, maka pemulihan ekonomi Indonesia, bahkan seluruh dunia tidak akan sulit," pungkasnya.
Dia mengimbau agar setiap warga negara Indonesia tetap melakukan 3M dengan tertib dan disiplin tinggi.
(ayo/fef)