Calon wali kota Pilkada Solo nomor urut 02 Bagyo Wahyono menyebut lawannya yakni Gibran Rakabuming Raka tidak paham budaya asli Kota Solo.
Sindiran itu ia sampaikan pada debat publik terbuka, Kamis malam (3/12) . Bagyo juga mempertanyakan visi Gibran untuk melestarikan budaya Solo.
"Mas Gibran, saya mau tanya jenengan masih muda, saya mau tanya budaya Kota Solo mau jenengan (anda) bawa ke mana? Budaya kultur Kota Solo kan, jenengan belum begitu tahu-tahu banget lah," kata Bagyo dalam Debat II Pilkada Solo, Kamis (3/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat diberi kesempatan menjawab, Gibran mengakui dirinya masih muda, tapi memiliki program yang jelas dalam rangka menjaga budaya Solo.
Gibran akan melestarikan budaya-budaya, seperti Gamelan Pelog Salendro dan Sekaten Grebeg Sudiro. Ia akan mencarikan guru-guru budaya terbaik untuk setiap sekolah.
Setelah itu, putar sulung Presiden Joko Widodo itu membalas sindiran Bagyo. Ia mengkritik rencana Bagyo untuk membuat rembuk bersama warga Solo guna menyerap aspirasi.
Gibran bilang program itu sudah ia lakukan sejak kampanye. Misalnya saat ia dan Teguh menyerap aspirasi para pekerja seni budaya.
"Rembukannya sekarang, bukan setelah dilantik. Begitu dilantik, eksekusi. Memang banyak sekali kekurangan, kita sama-sama cari solusi, bukan saling menghina," ucap Gibran.
Ucapan Gibran dibalas Bagyo lagi. Ia tidak terima disebut menghina dengan pertanyaan tersebut. Bagyo menegaskan ia mencari solusi.
"Saya ini orang tua, bukan menghina. Saya selalu minta maaf Mas Gibran. Jawab saja, tidak usah sifatnya seperti itu," ucap Bagyo dengan nada meninggi.
Di Pilkada Solo, ada dua pasangan calon yang berkontestasi. Mereka adalah Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (BaJo).
Gibran diusung mayoritas partai politik pemilik kursi di DPRD Kota Solo, sementara BaJo maju dari jalur independen berkat mengumpulkan ribuan E-KTP dari warga.
(dhf/syd/bmw)