Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pengerukan daerah aliran sungai (DAS) Besuk Kobokan. Hal itu disampaikan Khofifah agar material erupsi Gunung Semeru tak masuk permukiman warga.
Hal itu dikatakannya saat berada di salah satu titik kunjungannya terkait dampak letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Kamis (3/12).
Tampak pula di lokasi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjenpol Nico Afinta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada dua lokasi yang dikunjungi Khofifah bersama Doni Monardo. Lokasi pertama ialah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Semeru di Dusun Kajar, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang.
Titik kedua adalah kawasan jalur aliran lahar erupsi Gunung Semeru di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Di lokasi kedua ini, ia memantau kondisi sedimentasi material luapan erupsi Gunung Semeru yang sudah menebal. Bahkan, timbunan material di jalur aliran lahar itu mencapai lebih 15 Meter dari kondisi sebelum erupsi.
Padahal, kata Khofifah, saat ini potensi erupsi masih belum berhenti dan guguran awan panas masih terus berlangsung.
"Untuk jalur aliran lahar di dusun Curah Kobokan ini ketebalan sedimentasi sudah mencapai lebih 15 meter, jadi harus dikeruk. Agar jika ada material dari erupsi gunung, tidak ada yang meluber ke perkampungan warga," kata Khofifah.
Senada, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa pengerukan dibutuhkan untuk mengurangi volume lahar panas di kawasan Besuk Kobokan.
"Karena kalau material tidak segera dikurangi maka jika terjadi hujan lebat di hulu akan bisa terbawa ke pemukiman warga dan ini yang harus kita hindari," kata dia.
Doni juga menyampaikan bahwa keselamatan masyarakat adalah poin penting yang ditekankan Presiden RI Joko Widodo saat terjadi bencana.
"Perlindungan kepada masyarakat bisa berlangsung dengan maksimal, artinya dalam kondisi ada bencana alam letusan gunung Semeru kita juga menghadapi persoalan pandemi sehingga kita berharap manajemen untuk penanganan pengungsian harus betul- betul terlaksana dengan baik" tuturnya.
![]() |
Sementara, di lokasi pertama kunjungannya Khofifah berupaya untuk menginventarisasi dampak bencana yang harus diantisipasi ke depan, hingga kondisi terkini aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Di pos tersebut mereka bisa mengetahui perhitungan soal jangkauan awan panas dan daerah mana saja yang berpotensi terdampak. Mereka juga menginventarisir titik titik aman hingga jalur evakuasi.
Khofifah menyebutkan saat ini yang dibutuhkan adalah sistem peringatan dini bagi masyarakat kawasan lereng Semeru.
"Semua harus termitigasi secara detail terutama yang terkait dengan potensi kebencanaannya sehingga dapat diantisipasi secara komprehensif baik titik kumpul dan pengungsian, jalur evakuasi, saluran lahar dan sebagainya sehingga masyarakat terlindungi," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sendiri telah mengirimkan bantuan peralatan dan logistik bagi warga terdampak erupsi gunung Semeru.
Bentuknya, dua tenda pengungsian, 1 ton beras, 500 kardus mi instan, 200 liter minyak goreng, penambah gizi 120 paket serta lauk pauk 120 paket, cairan pembersih tangan, cairan disinfektan, masker, mobil rescue satu unit, dan mobil serbaguna dua unit.
(frd/arh)