JK Akui Dukung Anies di Pilkada DKI: Ahok Menang, Jokowi Kena

CNN Indonesia
Rabu, 09 Des 2020 14:41 WIB
Eks Wapres JK mengaku melobi Prabowo Subianto dan Sohibul Iman agar mencalonkan Anies Baswedan, bukan Ahok, di Pilgub DKI 2017 agar tak berdampak ke Jokowi.
Eks Wapres JK mengaku melobi Prabowo dan Sohibul Iman agar mengusung Anies Baswedan jelang penutupan pendaftaran Pilkada DKI 2017. (Foto: CNNIndonesia / LB Ciputri)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Presiden ke-10 RI Jusuf Kalla (JK) mengaku mendukung pencalonan Anies Baswedan di Pilkada DKI 2017. Pasalnya, kemenangan Ahok akan memicu keributan dan membahayakan Presiden Joko Widodo.

Dia pun mengakui mengusulkan pencalonan Anies di Pilkada DKI 2017 dengan melobi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden PKS saat itu, Sohibul Iman, jelang penutupan pendaftaran pasangan bakal calon.

"Saya kenal baik dengan Anies, benar. Saya yang mendukung dia jadi calon gubernur, itu benar. Malam-malam, 12 jam sebelum penutupan saya telepon Pak Prabowo dan Ketua PKS, semua setuju," kata JK dalam program Special Interview with Claudius Boekan yang diunggah di kanal YouTube BeritaSatu, pada Jumat (4/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya telepon dari New York [Amerika Serikat], karena ada bahayanya, kalau Ahok yang menang, ribut ini dan bisa-bisa kena akibatnya ke Pak Jokowi," imbuhnya.

Diketahui, saat itu Ahok tengah terseret kasus dugaan penodaan agama akibat pidatonya yang menyinggung surat Al-Maidah ayat 51 tentang pemimpin non-muslim.

Kasus ini memicu rangkaian demonstrasi besar Aksi Bela Islam secara berjilid-jilid yang digawangi oleh GNPF-Ulama dan FPI.

Ahok sendiri saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi yang menjadi Presiden. Keduanya jadi pasangan calon yang memenangkan Pilkada DKI 2012.

JK melanjutkan bahwa perbedaan pandangan politik antara dirinya dan Jokowi dalam Pilkada DKI 2017 tak perlu dipermasalahkan. Menurutnya, hal itu tak mengganggu kinerjanya bersama Jokowi di pemerintahan.

"Di samping itu juga tentu semua orang punya pandangan politik yang berbeda. Kalau hari itu, saya berbeda dengan Jokowi, ya saya harus sependapat dalam melaksanakan tugas, tapi dalam pilihan politik kita bisa berbeda," katanya.

JK pun membantah anggapan bahwa mendukung pencalonan Anies merupakan bentuk pembangkangan ke Jokowi. Ia berkata dirinya dan Jokowi tidak membicarakan sosok calon gubernur.

"Kita tidak pernah bicara siapa calon gubernur. Bahwa saya mendorong iya benar, mencalonkannya. Tapi setelah dia mencalonkan sah ya jalan sendiri-sendiri," kata JK, yang Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.

Namun begitu, JK mengaku meminta Anies untuk tidak bicara masalah pencalonan di Pilpres 2024 saat ini. Ia meminta Anies untuk menyelesaikan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta sebaik-baiknya lebih dahulu.

"Saya sering ditanya, eh 2024 masih empat tahun. Pak Jokowi dari gubernur ke presiden prosesnya satu tahun lebih. Jangan bicara itu dulu [Pilpres 2024], sekarang bangun Jakarta dengan sebaik-baiknya. Jangan banjir, jangan macet, dan dibuat bersih. Itu saja, saya bilang sama Anies begitu," kata JK.

"Tak usah pikir 2024, 2024 akan datang sendiri kalau berhasil. Siapa saja, apakah Anies, Ganjar (Pranowo), Ridwan Kamil, Khofifah, itu akan tergantung apa yang dibuatnya dari tahun ini, sampai di 2024, tak usah atur-atur dari sekarang, berbuat yang maksimum saja sekarang," imbuhnya.

Masa Tua

Saat ditanya terkait kemungkinan mencalonkan diri di Pilpres 2024, JK hanya menyatakan bahwa dirinya sudah berusia 82 tahun di 2024.

Infografis Kronologi Ahok Jadi TersangkaInfografis Kronologi Ahok Jadi Tersangka. (Foto: CNN Indonesia/Laudy Gracivia)

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu mengaku ingin menikmati masa tuanya dan tak mau lagi aktif dalam kegiatan politik praktis.

JK mengaku lebih senang mengurus masalah kemanusiaan, keagamaan, internasional, dan memenuhi undangan menjadi pembicara untuk topik perdamaian di banyak negara,

"Pada waktu itu [2024], umur saya sudah 82 tahun, mana lagi, saya ingin menikmati masa tua. Bahwa kita memperhatikan politik, iyalah, namanya juga bekas wapres, banyak orang datang minta konsultasi," kata dia.

"Saya konsultasi dengan partai apa saja tapi saya tidak mau lagi aktif, praktis. Waktu Golkar mau menyusun kepengurusan, diminta saya ketua penasihat, saya tidak mau," tutupnya.

(mts/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER