Satgas Covid-19 imbau agar pemerintah daerah tidak terbiasa merasa nyaman dengan status zona oranye atau risiko Covid-19 sedang. Kebiasaan ini dinilai tak baik dalam upaya menekan penularan Covid-19.
Juru Bicara #SatgasCovid19 Wiku Adisasmito mengungkap sudah berbulan-bulan peta zonasi risiko tidak mengalami peningkatan signifikan ke arah yang lebih baik.Ia meminta semua pihak mencermati dengan teliti perkembangan peta zona risiko dari waktu ke waktu.
Lihat juga:3 Jurus Atasi Pandemi: 3M, 3T, dan Vaksinasi |
"Sudah berbulan-bulan, peta ini tidak berubah warna, selalu didominasi oleh zona oranye atau risiko sedang. Saya tekankan sekali lagi, zona risiko sedang, bukan zona nyaman," tegas Wiku saat memberi keterangan pers di Kantor Presiden, Selasa (8/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut data peta zonasi risiko per Rabu (9/12):
Melihat peta zonasi risiko, mayoritas kabupaten/kota merasa nyaman berada di zona oranye atau risiko sedang. Ia mengaku khawatir dengan angka ini.
"Saya mengingatkan pada pimpinan daerah, bahwa zona risiko sedang bukanlah zona nyaman. Tidak menutup kemungkinan, daerah zona risiko sedang dapat berpindah ke zona risiko tinggi apabila pemerintah daerah maupun masyarakatnya lengah," jelas dia.
Ia menyebut terdapat 72 kabupaten/kota yang konsisten pada zona oranye atau zona risiko sedang selama 3 bulan berturut-turut. Bahkan dari jumlah tersebut, ada 68 diantaranya secara konsisten selama 3 bulan berturut-turut berada di risiko sedang.
Sebanyak 72 kabupaten/kota ini tersebar pada 24 provinsi. Daerah tersebut adalah Aceh (3), Sumatera Utara (10), Sumatera Barat (5), Sumatera Selatan (2), Bengkulu (1), Riau (1), Kepulauan Riau (1), DKI Jakarta (1), Banten (2), Jawa Timur (3), Jawa Tengah (6), DIY (1), Sulawesi Utara (3), Sulawesi Tengah (1), Sulawesi Selatan (6), Sulawesi Tenggara (6), Kalimantan Selatan (6), Kalimantan Tengah (4), Kalimantan Utara (1), Kalimantan Timur (1), Maluku Utara (2), Nusa Tenggara Barat (2), Papua (1) dan Papua Barat (1).
Pemerintah daerah harus segera mengambil langkah dalam penanganan Covid-19 sehingga kabupaten/kota yang masuk dalam daftar tersebut dapat berpindah ke zona kuning atau zona hijau.
"Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan. Zona risiko sedang bukanlah zona aman. Apabila penanganan Covid-19 di kabupaten/kota tersebut juga tidak berjalan baik, maka terbuka kemungkinan daerah-daerah ini berpindah ke zona merah atau risiko tinggi. Ini harus dihindari," ungkap Wiku.
(ayo/fjr)