PILKADA SURABAYA

Kader Membelot PDIP Tetap Puji Machfud Arifin Meski Kalah

CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2020 00:51 WIB
Kader PDIP yang tergabung dalam Banteng Ketaton menerima kemenangan Eri-Armuji di Pilkada Surabaya, namun tetap memuji Machfud Arifin.
Kader PDIP yang membelot bakal mengawal Eri Cahyadi-Armuji memimpin Kota Surabaya lima tahun ke depan (CNN Indonesia/Farid)
Surabaya, CNN Indonesia --

Para kader serta simpatisan lawas PDIP yang membelot dan tergabung dalam Banteng Ketaton menerima kemenangan pasangan calon Eri Cahyadi-Armuji di Pilkada Kota Surabaya. Meski begitu, mereka masih memuji Machfud Arifin yang mereka dukung selama ini.

Sebelumnya, Banteng Ketaton enggan mengikuti arahan DPP PDIP mendukung Eri-Mujiaman. Mereka lebih mendukung Machfud Arifin-Mujiaman hingga akhirnya kalah.

"Kami legowo. Banteng Ketaton tetap ada di Surabaya, kami akan mengawal kinerja Eri-Armuji dengan semua janji-janjinya," kata Deklarator Banteng Ketaton, Andreas Widodo, Rabu (16/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andreas memastikan pihaknya akan menagih program serta visi dan misi yang pernah diucapkan Eri-Armuji. Banteng Ketaton bakal mengawal pemerintahan Eri-Armuji di Surabaya selama lima tahun ke depan.

Mengenai hasil pemungutan suara, Andreas tak menampik bahwa Banteng Ketaton kecewa. Sejauh ini, Machfud Arifin-Mujiaman dinyatakan kalah dari Eri-Armuji berdasarkan quick count dan Sirekap KPU.

Machfud ArifinCawalkot Pilkada Surabaya Machfud Arifin kalah dari lawannya dalam hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei (Screenshot via instagram @cak.machfudarifin)

Meski demikian, Banteng Ketaton tetap menaruh hormat kepada Machfud-Mujiaman yang mereka dukung di pilkada lalu.

"Kalau memang kalah mau bagaimana, saya salut dan hormat sekali sama Pak Machfud-Mujiaman. Kalau kecewa, sangat kecewa, Banteng Ketaton sangat kecewa," ujar Andreas.

Andreas menyatakan bahwa Banteng Ketaton tidak menyesali langkah yang telah diambil pada pilkada lalu, yakni mendukung Machfud-Mujiaman. Banteng Ketaton juga memahami segala konsekuensi yang harus ditanggung ketika tidak mematuhi arahan DPP PDIP.

"Kami pelaku sejarah di PDIP, kami membangun Banteng Ketaton dengan segala konsekuensi, sampai kapanpun kami tetap banteng," ucap Andreas.

"Kalau mau diajak rekonsiliasi, dia [Eri-Armuji] yang harus mengajak, kami tidak sedang bermusuhan PDIP," tambahnya.

(frd/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER