Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mewanti-wanti masyarakat agar tidak liburan keluar rumah saat Natal dan Tahun Baru 2021.
Wiku menyebut bila warga masih membandel, maka fasilitas kesehatan pada Januari 2021 akan mengalami kelumpuhan sehingga berpotensi tidak lagi mampu menampung pasien terpapar virus corona.
"Pelajaran [dampak libur panjang] cukup tiga kali, jangan empat kali, karena kalau pelajaran ini kita ulangi lagi, yang terjadi adalah korban. Dan Januari 2021 menjadi berat untuk seluruh rakyat Indonesia, karena fasilitas kesehatan kita tidak akan mampu untuk menangani jumlah korban yang banyak," kata Wiku dalam acara bertajuk 'Nafas Panjang Penanganan Covid-19' yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, bila merujuk data Satgas Penanganan Covid-19, penambahan jumlah kasus positif Covid-19 baik secara harian maupun kumulatif mingguan melonjak 69-93 persen sejak libur Idul fitri 22-25 Mei 2020. Lonjakan kasus itu terlihat dalam rentang waktu 10-14 hari kemudian.
Hal serupa juga terjadi pada libur panjang Agustus 2020 lalu. Penambahan jumlah kasus positif Covid-19 baik secara harian maupun kumulatif mingguan melonjak 58-118 persen sejak libur panjang 20-23 Agustus 2020.
Kemudian, libur panjang 28 Oktober-1 November 2020 juga terjadi peningkatan kasus sebesar 17-22 persen. Angka itu didapat sepanjang 8-22 November 2020 lalu.
"Jadi kalau kita lihat, kita sudah pengalaman tiga kali libur panjang dan semuanya itu mengakibatkan peningkatan kasus antara 50-100 persen, sekitar 10-14 hari berikutnya, dan itu jangan sampai kita ulangi," jelas Wiku.
![]() |
Oleh sebab itu, Wiku meminta masyarakat mempertimbangkan dampak yang bisa disebabkan dari lonjakan Covid-19 ini. Di beberapa daerah, kata dia, kapasitas rumah sakit banyak yang sudah di atas 70 persen.
Sementara kasus aktif dalam beberapa minggu terakhir mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Per 13 Desember, rata-rata kasus aktif nasional mencapai 15,08 persen.
Wiku pun mengajak masyarakat untuk berkolaborasi bersama pemerintah dalam mewujudkan pelandaian kasus Covid-19. Menurutnya, dengan berdiam diri di rumah dan menjaga protokol kesehatan tanpa pergi liburan ke luar rumah akan membantu menekan laju penyebaran Covid-19.
"Jadi begini, tiga kali pelajaran itu penting buat semuanya. Pemerintah dan masyarakat ternyata kolaborasi selama 3 kali libur, pemerintah dan masyarakat belum sukses. Maka sekarang kita mari menghadapi ke depan," pungkas Wiku.
Pemerintah sebelumnya telah sepakat dan memutuskan libur akhir tahun dipangkas tiga hari. Artinya, dari semula jatah total 11 hari libur, setelah dipangkas jadi delapan hari libur akhir 2020 dan awal 2021.
Rinciannya, 24-27 Desember 2020 libur perayaan Hari Natal, kemudian untuk 28-30 Desember 2020 tidak jadi libur. Kemudian libur akhir tahun pada 31 Desember 2020 sebagai libur pengganti idul fitri, dan libur awal tahun pada 1 Januari 2021, dilanjutkan libur pada 2-3 Januari 2021 yang bertepatan dengan hari Sabtu dan Minggu.
Merespons libur panjang ini, sesuai instruksi pemerintah pusat, berbagai daerah seperti Bali dan Jawa Tengah memperketat akses masuk dan keluar masyarakat demi menekan laju penyebaran covid-19.
Kepala daerah di dua wilayah tersebut mewajibkan pendatang melakukan tes swab maupun rapid test antigen sebagai syarat utama masuk ke daerah terkait.
(khr/pmg)