Panitia Khusus Banjir DPRD DKI Jakarta merekomendasikan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunda pembangunan embung, waduk, dan situ baru untuk penanggulangan banjir. Pemprov diminta fokus merevitalisasi sungai, danau, embung, dan waduk (SDEW) yang sudah ada.
"Anggaran sebesar Rp815 miliar untuk pembangunan waduk, situ, dan embung sebaiknya dimaksimalkan untuk merevitalisasi 109 SDEW eksisting dengan target 10 SDEW per tahun," kata Ketua Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta Zita Anjani dalam Rapat Paripurna yang digelar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/12).
Zita mengatakan rekomendasi tersebut hasil evaluasi yang dilakukan Pansus Banjir terhadap kebijakan anggaran jangka pendek pada anggaran peningkatan Infrastruktur Penanganan Banjir tahun 2020-2022, dan RKPD Tahun Anggaran 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Pansus Banjir juga merekomendasikan pembangunan polder yang dianggarkan sebesar Rp1,1 triliun sebaiknya ditunda, dan mengalihkan anggaran tersebut untuk merevitalisasi polder eksisting.
Kemudian terkait dengan program pembangunan drainase vertikal yang dianggarkan sebesar Rp817 miliar, Pansus merekomendasikan agar pembangunan drainase vertikal tidak menggunakan APBD, melainkan mengoptimalkan dana CSR, pemilik bangunan, dan masyarakat.
"Dikarenakan hal tersebut sudah pernah diatur dalam Kepgub tentang kewajiban pembuatan sumur resapan air," ujar Zita.
Pansus juga merekomendasikan agar Pemprov memfokuskan anggaran sebesar Rp245 miliar untuk penataan empat kali, yakni Kali Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Sebelumnya, anggaran sebesar itu ditujukan untuk penataan Kali Besar dan Kali Ciliwung Pasar Baru.
Lebih lanjut, dalam penyediaan anggaran penanggulangan banjir jangka pendek, Pansus juga merekomendasikan kepada Pemprov untuk membatalkan pengadaan Flood Supporting Information System yang dianggarkan sebesar Rp109 miliar. Pansus menyebut Pemprov bisa memanfaatkan Flood Information eksisting seperti BMKG Center dan Jakarta Smart City.
"Sehingga anggaran tersebut bisa dialihkan untuk mengoptimalkan perluasan kali," kata Zita.
(dmi/pmg)