Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta berencana menggunakan alat pendeteksi berbasis embusan napas atau GeNose untuk screening covid-19 secara cepat.
"Gugus Tugas (Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY) sedang merancang untuk bisa memiliki GeNose itu," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, seperti dikutip dari Antara, Senin (28/12).
Aji mengatakan gugus tugas provinsi bakal berkomunikasi dengan gugus tugas di lima kabupaten/kota di DIY mengenai rencana penggunaan alat buatan tim riset Universitas Gadjah Mada itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya tidak ada double-double (pemesanannya). Jadi saya kira itu alat yang cukup bagus," kata dia.
Alat tersebut, sambung Aji, akan digunakan sebagaimana fungsinya yakni untuk melakukan tracing dan testing lebih cepat pada kasus baru.
"Alat itu penggunaannya kan lebih pada screening, tapi kalau sudah masuk rumah sakit tentu penggunaannya tetap swab PCR," kata dia.
Menurut Aji, dengan keberadaan alat tersebut, DIY akan memiliki alat diagnostik virus corona lebih lengkap.
"Saling melengkapi. Kami sekarang punya tiga alat, GeNose, rapid test antigen, dan PCR," ujarnya
GeNose sendiri telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dengan nomor Kemenkes RI AKD 20401022883 yang terbit pada Kamis (24/12) lalu.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyebut alat tersebut siap diproduksi hingga 5.000 unit pada Februari 2021.
Kendati demikian, epidemiolog asal Universitas Indonesia (UI) PanduRiono mengkritik rencana penggunaan alat tersebut. Pasalnya, GeNose masih tahap eksperimental, belum bisa dipakai dalam pelayanan publik.
Ia juga mengingatkan izin edar dengan kedaruratan yang hanya berlaku setahun, dapat dibatalkan sewaktu-waktu.
"Masih perlu penyempurnaan dan uji validasi yg benar," kata Pandu kepada CNNIndonesia.com.
(antara/sfr)