5.000 Alat Cek Corona GeNose Rp20 Ribu Disebar Februari 2021

CNN Indonesia
Senin, 28 Des 2020 19:55 WIB
GeNose, alat pendeteksi corona buatan Universitas Gajah Mada (UGM) siap diproduksi hingga 5.000 unit pada Februari 2021.
Ilustrasi alat deteksi Covid-19 GeNose. (ANTARA/HO/Humas UGM)
Jakarta, CNN Indonesia --

GeNose, alat pendeteksi corona (Covid-19) buatan Universitas Gajah Mada (UGM) telah memperoleh izin edar dan siap diproduksi hingga 5.000 unit pada Februari 2021.

"Jadi per Februari kapasitas produksi diharapkan mencapai 5.000 unit jadi sudah bisa dipakai dan didistribusikan ke seluruh Indonesia," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam diskusi virtual, Senin (28/12).

Bambang bilang GeNose merupakan alat pendeteksi Covid-19 yang terbilang efektif. Terkait akurasinya alat tersebut memiliki sensitivitas 92 persen dan spesifisitas 95 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

GeNose, disebut Bambang juga tak memakan waktu banyak saat mendeteksi keberadaan penyakit dari tubuh seseorang. Dalam waktu kurang dari lima menit, hasil sudah bisa diperoleh.

Diketahui GeNose merupakan alat pendeteksi Covid-19 dengan metode hembusan napas. Alat itu akan menganalisa partikel volatile organic compound (VOC) yang dikeluarkan spesifik penderita Covid-19 saat bernapas.

"Jadi yang dideteksi partikel atau senyawanya," ucap dia.

Pada kesempatan yang sama, tim GeNose UGM Dian K Nurputra mengatakan per unitnya alat atau mesin inti akan dijual Rp62 juta sudah termasuk TOT, aftersales service, dan PPN.

Sedangkan alat penghubung sekali pakai untuk pengetesan GeNose hanya Rp20 ribu. Alat ini terdiri dari kantong plastik, hepa filter, adaptor pipe, plug, dan selang PU sepanjang 15 meter.

Harga tersebut membuat GeNose menjadi alat pengetesan Covid-19 terjangkau, sebab jika dihitung biaya per satu kali tes masyarakat hanya akan mengeluarkan biaya paling mahal Rp20 ribu.

"Satu plastiknya Rp6.500 tapi dengan hepa 20 ribu. Tapi itu bisa 100 kali dan baru diganti kalau ada yang terdeteksi positif saja," ujar Dian.

Dian melanjutkan alat ini dioperasikan menggunakan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mendeteksi sampel.

Sedangkan pemeliharaan dalam penggunaan awal GeNose dianjurkan jika sudah melalui pengujian 5.000 sampel. Baru selanjutnya pengecekan dan pemeliharaan hanya dilakukan per pemeriksaan 150 ribu sampel nafas.

"Pemeriksaan juga perlu jika muncul malfungsi atau gangguan," kata Dian.

(ryh/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER