Menteri Sosial Tri Rismaharini menyindir sebagian netizen usai dirinya bertemu Kastubi di Balai Rehabilitasi Sosial eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEG) Pangudi Luhur, Bekasi, Jumat (8/1) pagi.
Kastubi adalah tunawisma yang ditemui Risma di wilayah Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu. Di media sosial, sebagian warganet menyebut aksi blusukan Risma bertemu Kastubi sebagai rekayasa karena menudingnya bukan tunawisma. Sebagian membela Risma.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, perjumpaan Risma dengan Kastubi itu terjadi kala sang mensos hendak masuk gedung BRSEG. Risma melihat sosok Kastubi yang melihat ke arah rombongan dari luar gedung tersebut
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kastubi berada di luar gedung tersebut berjarak kurang lebih lima meter dari Risma. Saat disapa Risma, dia hanya tersenyum.
"Loh bapak ya," ujar Risma.
"Ah bapak ini, settingan katanya kita pak. Bapaknya ketemu aku. Bentar lagi jadi artis, Pak," lanjut eks Wali Kota Surabaya itu berseloroh.
Kastubi yang masih berada di tempatnya itu hanya menjawab dengan senyuman sambil menganggukkan kepalanya kepada Risma.
Meski tak mendapat jawaban, Risma tetap bertanya mengenai kondisi Kastubi saat ini. Risma pun menjanjikan pekerjaan kepada Kastubi supaya bisa mendapat penghasilan tetap.
"Enak di sini toh pak? Nggak keujanan. Udah di sini. Nanti [saya] carikan kerjaan," ucap Risma.
Setelahnya, Risma pun masuk ke dalam BRSEG lalu berkeliling balai tersebut.
Saat berkeliling, dirinya tertawa lagi karena sempat mendapat banyak cibiran karena Kastubi.
"Tertawa dia. Aku yang di-bully," ujar Risma seraya melanjutkan langkah kakinya.
Sebagai informasi, semenjak dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi menteri sosial menggantikan Juliari Batubara yang terjerat kasus korupsi dana bansos Covid-19, Risma langsung melakukan blusukan di DKI Jakarta. Dalam blusukannya tersebut, Risma pun mendapati sejumlah gelandangan atau tunawisma.
Kemensos menyatakan langkah blusukan Risma itu untuk memastikan kondisi permasalahan sosial, terutama di ibu kota RI tersebut.
"Nah ini sebetulnya ingin memastikan bagaimana kondisi permasalahan sosial yang ada di wilayah masing-masing," kata Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Kementerian Sosial Herman Koswara saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (4/12).
"Sehingga pusat melakukan rumusan regulasi yang kemudian bisa dijadikan bahan kebijakan di pemprov dan kabupaten/kota," ujarnya.
Herman menyebut blusukan Risma dilakukan secara acak. Bahkan, kata Herman, mantan wali kota Surabaya itu bisa secara tiba-tiba menghampiri sebuah wilayah ketika dalam perjalanan dari atau ke ke kantor Kemensos.
(mln/kid)