Empat anggota keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182 mulai menyambangi posko Ante Mortem RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Mereka datang untuk memberikan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi korban pesawat jatuh.
Mereka adalah anggota keluarga dari Diego Mamahit selaku First Officer Sriwijaya Air SJ182, Panca Widia Nursanti selaku penumpang, kakak beradik Suyanto dan Riyanto selaku penumpang, serta Ricko selaku penumpang.
Sri Nurani, anggota dari penumpang atas nama Panca Widia Nursanti, tiba di posko Ante Morfem RS Polri sekitar pukul 09.45 WIB. Ia mengatakan kedatangannya hanya untuk mengkonfirmasi nama saudaranya dan bukan untuk memberikan data kepada posko Ante Morfem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cari info saja, kalau masalah data-data suaminya lagi menuju ke sini," ucap Sri di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (10/1).
Sri menjelaskan Panca merupakan warga Pontianak yang tengah berkunjung ke Jakarta untuk menjenguk ibunya yang tengah sakit.
Oleh karena itu, suaminya belum tiba di Jakarta untuk memberikan data kepada posko Ante Morfem. "Panca sehari-harinya bekerja di Pontianak. Ia ngajar SMK 3 Pontianak ikut suaminya," sebut Sri.
Sementara itu, anggota keluarga korban atas nama Ricko tiba di RS Polri sekitar pukul 10.30 WIB. Keluarga inti, yang merupakan istri dan ayah dari Ricko, langsung mendaftar ke posko untuk memberikan data-data yang dibutuhkan dalam proses identifikasi.
Salah satu keluarga non inti mengatakan Ricko merupakan karyawan PLN Pontianak yang menumpangi Sriwijaya Air SJ182 setelah transit di Jakarta dari Makassar.
"Ke Makassar dan untuk natalan di sana karena orang tuanya di Sana. Jadi, dia pulang duluan, karena mau kerja, pakai Sriwijaya," ujar anggota keluarga tersebut.
Ada pula saudara kandung dari kakak beradik Suyanto dan Riyanto, penumpang Sriwijaya Air SJ182 yang tiba pukul 08.30 WIB. Tapi, ia belum dapat memberikan keterangan apapun.
Terakhir kakak dari Diego Mamahith mengatakan keluarga membawa beberapa data yang diperlukan untuk membantu proses identifikasi, jika diperlukan. Beberapa di antaranya adalah sampel darah, sidik jari, serta barang yang berkaitan dengan gigi korban.
"Ada tiga, sampel darah, sama sidik jari. Itu kita mau cari dari SKCK, sama dental, gigi. Jadi darah, dental, sama sidik jari. Itu untuk bantuin identifikasi jika diperlukan," ucapnya.
Meski data untuk membantu identifikasi korban telah diserahkan, ia dan keluarga masih yakin dan Diego berharap selamat. Crist juga mengaku tak menyangka pesawat yang diterbangkan adiknya akan mengalami kecelakaan.
Pasalnya, sebelum kecelakaan terjadi, Diego sempat mengabarkan penerbangan Sriwijaya SJ182 bukan menuju Pontianak melainkan Padang, Sumatera Barat.
"Ternyata itu rutenya Jakarta-Pontianak, Jakarta-Padang, Jakarta nanti jadi intinya dia mau ke Pontianak dulu," tutur Crist.
(hrf/bir)