Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan perseroan akan mulai memperbanyak produksi vaksin Covid-19 merek Sinovac pada 14 Januari 2021 mendatang. Untuk bahan baku (bulk) produksinya, pemerintah sudah mendatangkan 15 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 perusahaan asal China tersebut, 12 Januari 2021.
"Bulk yang datang akan kami segera kirim ke Bandung, diproses produksi oleh Bio Farma, dan kami akan mulai produksi pertama 14 Januari 2021 dan diharapkan akan bergulir," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi IX, Selasa (12/1).
Ia menjelaskan Indonesia sudah mendapatkan komitmen pengiriman bahan baku dari Sinovac sebesar 155 juta dosis. Angka itu terdiri dari komitmen awal 140 juta dosis dan tambahan 10 persen, sehingga totalnya kurang lebih 154 juta dosis bahan baku vaksin covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai semester I kami sudah ada jadwal pengiriman dari mereka 144 juta sekian dosis sisanya akan dilakukan Juli. Jadi, ini program kami dalam 6 bulan pertama untuk produksi vaksin ini," imbuhnya.
Dari sisi kapasitas, ia menuturkan perusahaan memiliki kapasitas produksi vaksin covid-19 sebesar 250 juta dosis per tahun. Selain itu, perusahaan farmasi pelat merah itu juga telah mengantongi sertifikat perizinan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk memproduksi obat dan vaksin covid-19 dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 30 Desember 2020 lalu.
Sejalan dengan itu, Bio Farma juga masih dalam prose mengantongi sertifikat CPOB lainnya.
"Kami akan mulai produksi bulk yang datang hari ini di gedung nomor 21," katanya.
Untuk diketahui, pemerintah Indonesia telah menetapkan tujuh merek vaksin yang akan digunakan dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Sejauh ini, pemerintah baru memegang satu merek vaksin yakni Sinovac.
Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) RI telah menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin merek Sinovac tersebut setelah mendapatkan laporan interim dari tim riset uji klinis fase III di Bandung, Jawa Barat.