Layanan kesehatan di Indonesia, khususnya Jawa, saat ini dalam kondisi genting. Lonjakan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir memperburuk kondisi rumah sakit karena tak mampu menampung pasien.
Peringatan itu disampaikan kelompok LaporCovid-19 bersama Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI). Berdasarkan pemantauan LaporCovid-19 pada akhir Desember 2020 hingga awal Januari 2021, terdapat 23 laporan kasus pasien ditolak rumah sakit karena penuh, pasien meninggal di perjalanan, serta meninggal ditolak rumah sakit.
"Salah seorang keluarga pasien di Depok, melaporkan pada 3 Januari 2021, anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan Covid-19. Laporan datang dari wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," kata Inisiator LaporCovid-19 Irma Hidayana dalam laporan tertulis, Jumat (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
LaporCovid-19 juga menemukan bahwa di lapangan, sistem rujuk antarfasilitas kesehatan tidak berjalan dengan baik. Selain itu, masih banyak warga yang memerlukan penanganan Covid-19 tidak mengetahui alur rujukan ke rumah sakit.
"Kondisi ini diperparah dengan permasalahan sistem kesehatan yang belum kunjung diatasi, di antaranya keterbatasan kapasitas tempat tidur, minimnya perlindungan terhadap nakes, dan tidak tersedianya sistem informasi kesehatan secara real time," kata Irma.
Di samping itu, tenaga kesehatan terus berguguran. LaporCovid-19 mencatat sebanyak 620 nakes meninggal karena terpapar Covid-19 hingga Jumat (15/1).
"Jika tidak segera diatasi, semakin banyak warga meninggal hanya karena otoritas abai dalam memberikan hak atas layanan dan perawatan kesehatan," tutur Irma.
Saat ini pemerintah menggencarkan kampanye vaksin Covid-19. Namun pemerintah dinilai abai dengan penegakan 3T (testing, tracing, treatment) dan tidak memiliki komitmen penuh untuk melakukan karantina wilayah atau pembatasan sosial secara ketat.
"Sebaliknya, situasi penularan yang meningkat ini justru seolah menjadi beban masyarakat saja yang harus melakukan 3M," katanya.
Relawan Tim BantuWargaLaporCovid-19, Tri Maharani mengatakan situasi layanan kesehatan di Indonesia sudah memasuki masa genting sejak September 2020 lalu.
Situasi genting itu mereda pada saat pemberlakuan PSBB ketat di Jakarta pada 14 September lalu. Namun menjelang pertengahan November 2020, RS mulai kolaps dan tidak bisa menampung pasien Covid-19.
"Tanda-tanda kolaps layanan kesehatan sebenarnya sudah terindikasi sejak September 2020, yang kemudian reda pada periode pemberlakuan PSBB di Jakarta, menjelang November 2020, saat pilkada serentak dan libur Nataru memperburuk ketidakmampuan RS menampung pasien," kata Tri.
Kasus Covid-19 hari ini mengalami penambahan sebanyak 12.818 kasus, sehingga terakumulasi 882.418 kasus per hari ini, Jumat (15/1). Dari angka itu, sebanyak 718.696 sembuh, dan 25.484 meninggal dunia.
(mln/pmg)