Kepala BMKG Dwikorita menyampaikan pusat gempa berada di 6 kilometer (km) laut Majene dengan kedalaman 10 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter, gempa bumi ini kita kategorikan adalah gempa dangkal akibat dari aktivitas sesar atau patahan lokal yang ada di sana," kata dia, Jumat (15/1).
BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa itu mencapai 84 orang per Senin (18/1). Sebanyak 679 orang mengalami luka ringan dan 253 orang luka berat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasca-gempa, BNPB juga mencatat sebanyak 19.435 jiwa mengungsi. Jumlah itu terbagi di Kabupaten Majene 4.421 jiwa dan di Kabupaten Mamuju terdapat 15.014 jiwa.
Gunung Semeru di Jawa Timur mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) dengan jarak luncur kurang lebih 4,5 kilometer pada Sabtu (16/1) pukul 17.24 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan terlihat asap meluncur ke arah tenggara berdasarkan laporan pengamatan visual sementara.
Asap itu, katanya, diduga berasal dari dari kawah Jonggring Kaloko berwarna kelabu pekat dalam volume yang besar. Sedangkan untuk hujan abu vulkanik mengarah ke utara sesuai arah angin.
Pasca kejadian itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau warga untuk waspada potensi bahaya erupsi Semeru.
"Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan saat dihubungi dari Lumajang, Sabtu (16/1) malam.
![]() Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara terlihat dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta. Warga diimbau tak berakvitas dalam jarak tertentu. |
Dia menjelaskan potensi ancaman bahaya lain dari gunung dengan ketinggian 3.676 mdpl itu berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.
Selain Semeru, pada Senin (18/1), Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY juga kembali mengeluarkan awan panas guguran dengan tinggi kolom 50 meter dari puncak gunung.
Muntahan Merapi itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Krasak sejauh kurang lebih 1.000 meter, pada pukul 05.43 WIB.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui cuitan di akun twitter @BPPTKG melaporkan, fenomena awan panas tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 112 detik.
Hingga saat itu, status Gunung Semeru berada di level 2 atau waspada, sementara Gunung Merapi berada di level 3 atau siaga.
Saat memberikan keterangan pers pada Jumat (15/1), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan ada potensi multibahaya akibat cuaca ekstrem dan bencana alam, baik gempa bumi maupun tsunami yang diprediksi terjadi di Januari-Feburari 2021.
"Saat ini potensi multibahaya baik gempa bumi, tsunami, atau cuaca ekstrem, di darat, laut, udara, sesuai hasil prediksi tampaknya masuk di Januari dan masih berjalan hingga Februari," kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/1).
Dwikorita menegaskan, dalam skenario terburuk, fenomena kegempaan bisa terjadi bersamaan dengan cuaca ekstrem yang melanda beberapa wilayah di Indonesia.
"Ada peluang itu terjadi bersamaan, yaitu ada cuaca ekstrem dan ada gempa, semoga itu tidak terjadi," ucap Dwikorita.