Sebanyak tiga orang diduga masih tertimbun longsor akibat gempa di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada pada Selasa (19/1).
Juru bicara Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar, Hamsidar, mengatakan longsoran tersebut disebabkan oleh gempa yang mengguncang Mamuju dan Majene pada Kamis 14 Januari.
Tiga korban tersebut merupakan warga Dusun Aholeang, Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda. Petugas juga telah berhasil mengidentifikasi identitas korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka antara lain, Ahmad atau Papa Naba (laki-laki), Nurlia (perempuan), dan Nurfatma (perempuan).
"[Longsor] sejak gempa pertama," kata Hamsidar saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com melalui sambungan WhatsApp Selasa (19/1), "Diduga tertimbun bangunan dan longsor akibat gempa".
Hamsidar juga melaporkan terdapat beberapa wilayah di Kecamatan Malunda yang belum bisa dievakuasi. Penyebabnya, akses jalan terputus oleh longsor akibat gempa. Wilayah tersebut antara lain, Dusun Aholeang, Desa Mekkatta serta Dusun Salu Biru dan Salurindu, Desa Salutahongan.
Kecamatan Malunda merupakan wilayah pelosok Kabupaten Majene. Berjarak sekitar 105 kilometer dari kompleks kota Kabupaten Majene. Kecamatan Malunda berbatasan langsung dengan Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju. Kecamatan Malunda dan Tapalang merupakan daerah pesisir Provinsi Sulawesi Barat.
Longsor juga sempat memutus jalan yang menghubungkan Mamuju dan Majene pada Senin (18/1). Longsor terjadi pada subuh waktu setempat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene telah menerjunkan sejumlah petugas untuk mengatasi longsoran tersebut.
Kepala BPBD Kabupaten Majene Ilhamsyah Djuhaini mengatakan upaya pembersihan material longsor tidak berlangsung lama karena terdiri dari batu-batu besar.
Ia menargetkan, jika tidak terdapat longsor susulan, material yang menutup jalan sejak subuh tersebut akan selesai dibersihkan pada pukul 10.00 Wita.
"Sudah ada ekskavator dan telah bekerja melakukan pembersihan material longsor," kata ilham sebagaimana dikutip Antara pada Senin (18/1).
Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengingatkan potensi longsor pasca gempa Sulbar. Longsor ini bisa terjadi karena struktur dan umur batuan di wilayah tersebut.
Di kabupaten Mamuju dan Majene perbukitan terjal, lembah, hingga pantai tersusun dari batuan berumur pra tersier, tersier, dan endapan kuarter.
"Morfologi terjal yang tertutup oleh batuan berumur pra tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/ longsoran apabila dipicu guncangan gempabumi kuat di daerah ini," ungkap Kasbani dalam keterangan resminya, Jumat (15/1).
(iam/wis)