Jumlah korban meninggal dalam peristiwa gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) bertambah menjadi 88 orang per Selasa (19/1). Angka tersebut berdasarkan pencatatan Basarnas Makassar pukul 09.30 Wita.
Juru Bicara Basarnas Makassar melalui keterangan resminya merinci dari 88 korban tersebut, 77 orang merupakan warga Mamuju dan 11 orang warga Majene.
"Selamat 18 orang," tulis Hamsidar dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga hari ini, Basarnas telah mengidentifikasi 77 korban meninggal dunia di Mamuju. Sebanyak 41 korban diketahui wanita dan 31 korban laki-laki. Sementara, lima korban belum diketahui jenis kelaminnya. Sementara, dalam rilis tersebut tidak disebutkan rincian korban meninggal di Majene.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Senin (18/1) sebanyak 253 orang mengalami luka berat dengan rincian 189 warga Mamuju dan 64 warga Majene. Sementara itu jumlah keseluruhan korban dengan luka ringan sebanyak 679 orang. Adapun sebanyak 19.435 orang mengungsi.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan meninjau keadaan korban gempa di Sulawesi Barat pada Selasa (19/1) pagi. Presiden berangkat dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Gempa mengguncang Provinsi Sulawesi Barat selama dua hari berturut-turut. Gempa pertama terjadi pada Kamis 14 Januari sekitar pukul 14.45 Wita dengan magnitudo 5,9 dan Jumat 15 Januari pukul 02.28 Wita dengan magnitudo 6,2. Titik gempa berada di Barat Laut Majene dengan kedalaman 10 kilometer.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa gempa tersebut merupakan gempa dangkal. Berdasarkan analisis BMKG, skala intensitas gempa pertama sebesar V-VI MMI di Majene dan IV-V di Mamuju. Sementara, intensitas gempa kedua sebesar V-VI MMI di Mamuju dan Majene. Dwikorita menyatakan, skala intensitas sebesar itu menyebabkan benda-benda terpelanting.
"Jelas ini timbul kerusakan," jelas mantan rektor Universitas Gadjah Mada tersebut dalam konferensi pers yang digelar BMKG pada Jumat (15/1) siang.
(iam/ain)