Rentetan bencana alam terjadi Indonesia pada awal tahun 2021. Tak hanya menimbulkan korban jiwa, bencana tersebut juga membuat puluhan hingga ratusan ribu orang harus mengungsi.
CNNIndonesia.com merangkum beberapa bencana alam yang terjadi hingga pertengahan Januari ini.
Longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Sumedang pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 16.45 WIB. Selang beberapa jam setelahnya, longsor susulan kembali terjadi sekitar pukul 19.30 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangan tertulis, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan longsor itu disebabkan interaksi pergerakan tanah dan curah hujan yang tinggi.
Lokasi longsor tersebut merupakan perbukitan bergelombang yang berada di ketinggian 700-750 meter di atas permukaan laut. Sementara permukiman berada di bawah lereng yang longsor.
"Kemiringan lereng yang agak terjal hingga terjal. Pelapukan breski dan tufa yang mudah meloloskan air dan di bawahnya merupakan lapisan kedap air sehingga berfungsi sebagai bidang gelincir," kata Kepala PVMBG Kasbani dalam keterangannya, Minggu (10/1).
Hingga Senin (18/1), total korban meninggal dunia akibat longsor di Sumedang itu berjumlah 38 orang. Sementara ada 2 orang lainnya yang masih dalam pencarian.
Bencana itu juga mengakibatkan 29 rumah rusak, 26 di antaranya rusak berat dan ribuan orang mengungsi.
![]() |
Empat hari usai longsor di Sumedang atau tepatnya pada Rabu (13/1), bencana banjir terjadi di Kalimantan Selatan.
Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Minggu (17/12), sebanyak 10 Kabupaten/Kota terdampak bencana itu.
Kabupaten/kota tersebut antara lain Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.
Data sementara yang dihimpun BNPB, korban meninggal dunia akibat peristiwa itu sebanyak 15 orang, hingga 112.709 orang mengungsi.
Saat meninjau lokasi, Presiden Jokowi menyampaikan banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi, sehingga Sungai Barito tak mampu menampung air hujan yang mengguyur Kalsel.
"Saya meninjau banjir ke Provinsi Kalimantan Selatan yang terjadi di hampir 10 kabupaten dan kota ini adalah sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan," kata Jokowi di Kabupaten Banjar, Kalsel, Senin (18/1).
![]() Banjir melanda puluhan kabupaten/kota di Kalimantan Selatan |
Lihat juga:Hutan Kalimantan Hilang, Banjir Menerjang |
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai bencana alam itu tidak terlepas dari kerusakan lingkungan. Walhi mencatat dari 3,7 juta hektar total luas lahan di Kalsel, hampir 50 persen di antaranya sudah dikuasai perusahaan tambang dan kelapa sawit.
"(Bencana di Kalsel) terulang terus. Kalau hujan banjir, kalau kemarau kebakaran hutan dan lahan. Pemerintah masih gagap dan gagal untuk menanggulanginya," kata Direktur Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (15/1).
Selain di Kalsel, pada Sabtu (16/1), banjir dan longsor terjadi di Manado, Sulawesi Utara. BNPB mencatat ada sembilan kecamatan yang terdampak banjir dan longsor itu serta enam orang meninggal dunia.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Lamongan dan Sidoarjo, Jawa Timur, Kabupaten Pidie, Aceh, hingga Kota Cirebon, Jawa Barat.
Pada Kamis (14/1) hingga Jumat (15/1), gempa mengguncang Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan gempa yang terjadi itu merupakan fenomena gempa dangkal.