Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengatakan belum menemukan identitas warga positif virus corona (Covid-19) yang diduga meninggal di taksi usai ditolak 10 rumah sakit (RS).
Novarita menyebut sejumlah pihak yang dimintai keterangan enggan membuka identitas pasien tersebut. Oleh karena itu, pihaknya belum bisa menindaklanjuti informasi tersebut.
"Dari sumbernya enggak memberikan identitasnya. Yang ada di tulisan itu, jadi kan gimana mau klarifikasinya," kata Novarita lewat sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Kamis (21/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novarita menyatakan pihaknya juga tak menerima laporan secara resmi soal dugaan warga positif Covid-19 yang meninggal di taksi tersebut. Ia mengaku mendapat informasi tersebut dari pemberitaan di media.
Menurut Novarita, pihaknya pun tak bisa memastikan keabsahan informasi tersebut lantaran belum menemukan identitas warga yang dimaksud.
"Kita enggak bisa dapet datanya, identitas pasiennya enggak tahu. Harus diklarifikasi dulu bener enggak beritanya. Dia siapa sehingga kita tahu kronologinya," ujarnya.
Di sisi lain, Novarita mengakui angka keterisian rumah sakit khusus pasien Covid-19 di Depok telah menyentuh angka lebih dari 80 persen.
Menurutnya, pihaknya telah menghimbau sejumlah rumah sakit untuk menambah ruang perawatan. Namun, ia tak bisa memastikan jumlah ruang perawatan yang ditambah oleh masing-masing rumah sakit.
"Kalau dari, laporan rumah sakit, kemarin kan berkomitmen untuk menambah, jadi berbeda-beda tiap rumah sakit ada satu, dua, dan delapan," kata dia.
Sebelumnya, LaporCovid19 menyebut seorang warga yang tinggal di Depok meninggal dunia usai ditolak 10 RS setelah dinyatakan positif Covid-19. Informasi itu didapat dari keluarga pasien.
(thr/fra)