LIPUTAN KHUSUS

Tiga Nama Satu Nisan, Alarm Krisis Lahan Makam di Jakarta

Yogi Anugrah | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2021 08:00 WIB
Lahan makam untuk penggalian liang kubur baru di Jakarta kian menipis. Pemakaman tumpang menjadi pilihan untuk menyiasati kekurangan lahan di sejumlah TPU.
Hampir seluruh TPU di Jakarta sudah tak menerima penggalian makam baru, tetapi dengan sistem tumpang. (CNN Indonesia/ Yogi Anugrah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Empat orang petugas bergantian menggali tanah di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (21/1). Hari belum beranjak sore waktu itu, namun seragam hijau berkelir hitam mereka telah lusuh dan kotor.

Tanah yang digali itu tepat di depan Kantor TPU. Tenda ukuran 3×3 dirikan untuk melindungi mereka dari terik matahari.

"Ini untuk (makam) tumpang. Jenazah yang ditumpuk sama ini udah ketiga," kata salah seorang tukang gali kepada CNNIndonesia.com.

Dua petak dari tempat yang digali itu, tampak sebuah makam bertuliskan empat nama di nisannya, dengan jenazah teranyar dikuburkan 2016 silam. Tak ada beda ukuran makam itu dengan makam lain yang hanya bertuliskan satu nama di nisannya.

"Kalau itu udah empat (jenazah)," kata tukang gali itu lagi sambil menunjuk makam lain.

Sementara di kejauhan, seorang tukang gali lainnya berjalan dengan langkah lambat menyeret sepatu boot. Ia berhenti di depan sebuah makam. Cangkul yang dibawanya langsung diayunkan.

"Ini digali untuk tumpang juga," kata petugas bertopi itu.

Pemakaman jenazah model tumpang di TPU dengan luas sekitar 90 ribu meter persegi itu, bukan hal baru. Lahan TPU yang telah penuh membuat tak ada tempat bagi petak makam baru. Setidaknya, begitu yang dikatakan oleh Pengawas TPU Jeruk Purut, Hermin Achyanto.

"Sudah tidak menerima makam baru, karena memang kondisinya sudah penuh. Di sini kira-kira ada 10.000 petak makam," kata Yanto, sapaannya.

Setiap harinya, TPU Jeruk Purut menerima tiga hingga empat jenazah yang akan dimakamkan dengan metode tumpang. Jenazah yang ditumpang itu, kata dia, biasanya berasal dari satu keluarga.

"Di sini rata-rata sudah tiga tumpang. Maksudnya satu lubang itu udah tiga jenazah," kata dia.

TPU Jeruk Purut sendiri sebenarnya pernah mengalami perluasan lahan akibat tingginya permintaan pemakaman. Perluasan itu dilakukan beberapa tahun silam. Puluhan rumah warga digusur dan diberikan ganti rugi saat itu.

Namun, lahan sekitar 3.000 meter persegi yang digusur itu juga tak bertahan lama. Jenazah yang butuh tempat peristirahatan terakhir terus berdatangan.

"Sekarang ada lahan kosong kurang dari 1 hektare, yang belum selesai untuk dibebaskan. Itu ada di bawah. Kalau itu sudah dibebaskan, bisa terima petak makam baru lagi," ujar Yanto.

TPU Jeruk PurutFoto: CNN Indonesia/ Yogi Anugrah
TPU Jeruk Purut sudah tak menerima penggalian petak makam baru, kecuali sistem petak.

Keterisian TPU

Berdasarkan data dari Dinas Pertamanan dan Kehutanan DKI Jakarta, ada total 82 TPU di ibu kota yang dikelola Pemprov DKI Jakarta. Total luas lahan seluruh TPU itu sekitar 6.070.955 meter persegi atau 1 persen dari luas wilayah Jakarta yang mencapai 662 kilometer persegi.

Dari 82 TPU itu, tingkat keterisian 68 TPU di antaranya sudah di atas 95 persen bahkan hampir 100 persen. TPU-TPU itu kemudian hanya dimungkinkan untuk melayani model pemakaman tumpang.

Data dari dinas juga menjelaskan pemakaman dengan petak baru hanya bisa dilakukan di 14 TPU yang masuk kategori besar.

CNNIndonesia.com menelusuri 9 dari 14 TPU yang masuk kategori besar itu, TPU Jeruk Purut di atas, adalah salah satunya. 

Dari penelusuran, selain di Jeruk Purut, sejumlah TPU lainnya yang masuk kategori besar di ibu kota pun sudah tidak menerima petak baru.

Sebut saja TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. TPU dengan luas 161.861 meter persegi ini telah memiliki total 48.351 petak makam.

"Sudah tidak ada space kosong untuk makam baru. Sejak November 2017 sudah tertutup untuk pemakaman baru hingga saat ini, artinya hanya tumpang. Kalau keluarga mau makam baru, paling kita dorong ke TPU yang masih nerima," kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) TPU Karet Bivak, Saiman, Senin (18/1).

Rata-rata, TPU ini melayani pemakaman tumpang sekitar 4 hingga 5 jenazah per hari. Selain Karet Bivak, Saiman menyatakan bahwa kondisi penuh juga terjadi di TPU Karet Pasar Baru Barat, Jakarta Pusat.

"Luas TPU Pasar Baru Barat 68.892 meter persegi. Total petak makam 24.710. Kondisi sudah penuh dan hanya melayani tumpang saja," kata Saiman, yang juga merupakan Kasatpel di TPU tersebut.

Kembali bergeser ke selatan, kondisi lahan penuh juga terjadi di TPU Tanah Kusir. TPU seluas 520.000 meter persegi ini total memiliki sekitar 20.000 petak makam.

"Muslim sudah penuh. Tanah kusir tumpang saja. Tapi untuk yang Kristen masih ada, cuma enggak banyak, paling tinggal 50 petak makam, paling sebulan (penuh)," kata Kasatpel TPU Tanah Kusir, Gunawan, Rabu (20/1).

Ia mengatakan saat ini ada lahan sekitar 5.000 meter persegi yang tengah dalam proses pematangan untuk pemakaman baru. Lahan tersebut bisa digunakan untuk petak makam baru.

Masih di selatan Ibu Kota, TPU Menteng Pulo, per 18 Januari, tersisa 30-40 petak makam. TPU dengan luas sekitar 300.000 meter persegi itu kini telah memiliki sekitar 22.000 petak makam.

"Di bulan depan mungkin juga harus ditutup (petak baru), khusus tumpang aja ini. Enggak nyampe sebulan paling," kata Kasatpel TPU Menteng Pulo, Edi Nurzaman.

TPU di Jakarta Selatan lainnya, Srengseng Sawah, telah memiliki total sekitar 12.000 petak makam. TPU dengan luas 130.000 meter persegi ini masih menyisakan sekitar 1.000 petak makam baru yang siap pakai.

"Dari 13 hektare sebenarnya masih cukup luas. Tapi ada lahan yang belum pengurukan dan segala macam itu," kata Kasatpel TPU Srengseng Sawah, Sutandyo.

Di Jakarta Barat, TPU Tegal Alur masih menerima petak makam baru. Saat ini, TPU seluas 540.000 meter persegi ini telah memiliki sekitar 20.000 petak makam.

"Petak baru masih kita terima, untuk muslim dan nonmuslim," kata Kasatpel TPU Tegal Alur, Wawin Wahyudi.

TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta BaratFoto: CNN Indonesia/Khaira Ummah Junaedi Putri
TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat

Wahyudi tak merinci berapa jumlah petak baru yang bisa diterima. Ia hanya bilang, TPU itu telah terisi sekitar 65 persen dari total lahan yang dimiliki.

Di utara Jakarta, TPU Semper, total ada 120.000 makam dan masih menerima sekitar 400 petak makam baru. Total luas lahan TPU tersebut mencapai 570.000 meter persegi.

Namun, menurut Kasatpel TPU Semper Nasrun Lubis, ratusan petak yang tersedia itu merupakan lahan dengan kondisi di bawah standar.

"Masih terima petak baru dengan kondisi apa adanya. Di bawah standar sedikit, kalau musim hujan suka ada genangan air, karena tanahnya agak rendah. Kalau ahli waris mau silahkan, akan kami gali," kata Nasrun.

Di samping lahan yang di bawah standar itu, Nasrun bilang, TPU Semper masih punya sekitar 5 persen luasan lahan yang bisa digunakan untuk pemakaman. Namun, lahan itu belum dimatangkan.

"Belum tahu kapan akan digunakan. Tergantung kapan diuruknya, lima persen itu bentuknya masih empang," ujarnya.

Pemakaman di Jakarta dalam Sehari

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER