LIPUTAN KHUSUS

Makam Mewah Tak Terjamah Si Miskin yang Gelisah

Yogi Anugrah | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2021 15:10 WIB
Pemakaman mewah muncul seiring krisis lahan makam di ibu kota, tapi tak semua orang bisa mengaksesnya. Warga miskin cemas tak dapat makam.
Keberadaan pemakaman mewah dinilai bukan solusi krisis lahan yang makin menyempit akibat Covid-19. Warga miskin cemas tak dapat makam. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Taman pemakaman muslim Al-Azhar Memorial Garden tampak tenang pada Rabu (20/1) siang. Tak ada kesibukan petugas penggali makam, maupun lalu lalang ambulans pengantar jenazah. Hanya kumandang azan memecah keheningan.

Kompleks pemakaman di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu berdiri di atas lahan 25 hektare. Tempat itu mampu menampung 25 ribu kaveling, termasuk untuk makam jenazah pasien terpapar Covid-19.

Kini total 700 makam telah menempati taman pemakaman yang dibangun pada 2011 itu. Mereka yang dimakamkan umumnya berasal dari Jakarta, Bandung, Karawang, dan daerah lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tersisa 13 hektare masih dalam proses pembangunan," kata GM Sales Al-Azhar Memorial Garden, Harry Efriyal kepada CNNIndonesia.com.

Ada harga lebih yang harus dibayar untuk bisa menempatinya. Harry mengatakan satu kaveling makam Al-Azhar tipe single dihargai sekitar Rp35 juta. Belum lagi ditambah biaya nisan serta paket gali dan tutup lubang seharga Rp13 juta.

"Terendah 35.640.000. Tertinggi tergantung tipenya, namun tipe yang paling disukai adalah tipe untuk pasangan suami istri/double harganya 108.108.000," ujar Harry.

Salah satu alasan berdirinya Al-Azhar Memorial Garden, kata Harry, karena warga di kota-kota besar kesulitan mencari lahan pemakaman yang pantas.

"Karena lahan pemakaman sulit, saat ini di Jakarta memang agak susah, sebagian mereka datang ke Al-Azhar," ujarnya.

Sejak pandemi virus corona melanda Indonesia pada Maret 2020, Al-Azhar Memorial Garden telah menampung 25 jenazah pasien Covid-19.

Harry mengatakan tak ada zona khusus bagi pemakaman Covid-19, baik mereka yang sudah memesan lahan maupun yang belum. Hanya saja proses pemakaman tetap mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

"Ada dua bentuk pembelian di sini, sebagian mereka beli di awal untuk persiapan. Nah, kalau dia kena Covid, artinya dia berwasiat dimakamkan di Azhar, otomatis kita makamkan di mana dia beli. Tidak punya zona khusus," kata Harry.

San Diego HillsKompleks pemakaman elite San Diego Hills Memorial Park di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. (CNN Indonesia/Yogi Anugrah)

Di kabupaten yang sama, kompleks pemakaman elite San Diego Hills Memorial Park juga menampung jenazah terkait Covid-19. Seperti halnya Al-Azhar Memorial Garden, tak semua orang bisa dimakamkan di sana kecuali mereka yang mampu membayarnya.

Harga yang ditawarkan pun beragam. Tarif terendah untuk tipe single antara Rp43 juta hingga Rp101 juta. Sementara di kelas tertinggi yaitu tipe peak estate, harga terendahnya mencapai Rp4 miliar. Semuanya itu dibayar sekali untuk selamanya.

Secara garis besar, San Diego Hills terbagi tiga nuansa besar pemakaman, yaitu muslim, chinese, dan universal.

"Kalau di zona non-muslim itu sejak awal mungkin sudah sekitar 40-an makam (jenazah terkait Covid-19)," kata Sales Manager San Diego Hills Memorial Park, Dani kepada CNNIndonesia.com, Rabu (20/1).

Namun dia tak menyebutkan jumlah jenazah pasien Covid-19 di zona muslim yang dimakamkan di San Diego Hills.

Kompleks pemakaman itu sendiri memiliki luas total 350 hektare atau 3.500.000 meter persegi. Lahan itu lebih dari setengah luasan seluruh tempat pemakaman umum di DKI Jakarta. Data Dinas Pertamanan dan Hutan Kota menunjukkan 82 TPU di Jakarta memiliki luas total 6.070.955 meter persegi.

Dani menyebut pemakaman yang berdiri sejak 2007 itu, kini diisi lebih dari 10 ribu makam. Keterisian itu, menurutnya, belum sampai 50 hektare dari total luas San Diego Hills.

"San Diego ada karena memang lahan pemakaman di perkotaan itu susah. Selama ini yang banyak dimakamkan di sini dari Bandung dan Jakarta," kata dia.

Dani menyebut proses pembelian lahan di kompleks pemakaman itu bisa dilakukan secara pemesanan dan dadakan saat terjadi musibah.

"Lebih dari 80 persen orang beli di San Diego untuk persiapan," ujarnya.

Gelisah Cari Makam

Sekitar 60 kilometer dari San Diego Hills, Ade Effendi gelisah membayangkan sulitnya mencari lahan pemakaman untuk dirinya kelak.

Di usia senja, warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini menyimpan harapan yang tak muluk-muluk. Ade hanya ingin ketika tiba waktunya, dia dapat dikuburkan di makam yang terjangkau oleh keluarga.

"Kalau enggak kejangkau nanti susah. Yang enggak bayar mahal juga, kita masyarakat pinginnya gitu," kata Ade yang sehari-hari menjual rokok ketengan, Kamis (21/1).

Keinginannya itu bukan tanpa sebab. Selama ini dia mendapat informasi bahwa lahan pemakaman di ibu kota makin sulit didapat.

Petugas mengusung peti berisi jenazah yang meninggal dunia karena COVID-19 untuk dimakamkan di TPU Srengseng Sawah, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka area pemakaman untuk jenazah COVID-19 di TPU Srengseng Sawah karena Taman Pemakaman Umum (TPU) khusus COVID-19 telah penuh.Petugas mengusung peti berisi jenazah yang meninggal dunia karena Covid-19 untuk dimakamkan di TPU Srengseng Sawah, Jakarta, Kamis (14/1/2021). (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Di Jakarta Selatan, ada 20 TPU yang dikelola oleh pemerintah. Tingkat keterisiannya saat ini hampir 100 persen. Hanya beberapa TPU besar yang dimungkinkan menerima pemakaman baru.

Penelusuran CNNIndonesia.com di lapangan, beberapa TPU yang dikategorikan besar itu pun sebenarnya sudah tak menerima layanan petak baru pemakaman. Opsi yang ditawarkan oleh TPU adalah metode tumpang.

Di tengah kondisi ini, Ade mengaku tak masalah jika nantinya harus dimakamkan secara tumpang. Namun persoalannya, dia tak memiliki keluarga yang telah dimakamkan di Jakarta.

"Kalau ada saudara sebenarnya tidak masalah ditumpuk. Saya belum ada keluarga yang dimakamkan di TPU, jadi kan bingung, meninggal susah," kata Ade.

Menurutnya, pemerintah harus bisa menyediakan lahan bagi jenazah yang tidak bisa ditumpang.

"Sekarang kan orang meninggal banyak. Di gang saya dua hari sekali ada yang meninggal. Masa nanti mau digeletakin, dibungkus plastik gitu," kata pria asli Jakarta ini.

Samsul memiliki kegelisahan yang sama dengan Ade. Pria 47 tahun yang bekerja menjaga indekos ini menyadari kondisi pemakaman kian sulit dicari.

Meski demikian ia berharap nantinya bisa dikubur bukan dengan metode pemakaman tumpang. "Kalau tumpang, ibarat kata rumahnya satu, isinya berjubel," kata Samsul.

Pemakaman tumpang telah diatur dalam Peraturan DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemakaman. Aturan itu menyebut bahwa setiap petak tanah makam dipergunakan untuk pemakaman tumpangan, kecuali keadaan tanahnya tidak memungkinkan.

[Gambas:Video CNN]

Kepala Satuan Pelaksana TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Saiman mengatakan pihaknya pernah melayani pemakaman tumpang hingga 15 kali dalam sehari.

Kebanyakan warga memilih pemakaman tumpang karena faktor jarak yang mudah diakses, selain soal ekonomi.

"Akses juga kalau di tengah kota kan gampang. Selain itu juga karena gratis biayanya," kata Saiman.

Sesuai Perda, tarif retribusi untuk sewa tanah makam yang harus dibayar warga yaitu mulai dari Rp0 hingga Rp100 ribu per tiga tahun.

Tarif ini jauh di bawah harga yang ditetapkan pemakaman mewah yang dikelola swasta, seperti San Diego Hills maupun Al-Azhar Memorial Garden.

San Diego Hills telah menegaskan bahwa pihaknya tidak menyediakan makam bagi kelompok masyarakat kelas bawah. "San Diego marketnya menengah ke atas," kata Dani.

Begitu pula Al-Azhar ketika ditanya apakah menyediakan lahan bagi jenazah dari keluarga tak mampu.

"Kita tidak punya, namun biasanya pembeli sekaligus sebagai pewakaf. Konsumen beli unit kaveling sekaligus beliau wakafkan untuk yang membutuhkan," ujar Harry.

Berlanjut ke halaman berikutnya: "Komersialisasi Makam".

Komersialisasi Makam Dinilai Bukan Solusi Krisis Lahan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER