IDI soal Virus Nipah: Jangan Sampai Kecolongan Seperti Corona

CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2021 15:10 WIB
Satgas Covid-19 IDI memperingatkan pemerintah untuk menyiapkan antisipasi menangkal masuknya virus nipah ke Tanah Air. Dimulai dengan skrining peternakan babi.
Ilustrasi. Satgas Covid-19 IDI memperingatkan pemerintah untuk mengantisipasi masuknya virus nipah ke Tanah Air agar kejadian seperti pandemi corona tak berulang. Bisa dimulai dengan skrining peternakan babi. (Foto: iStockphoto/jarun011)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban memperingatkan pemerintah Indonesia berjaga dan segera mengantisipasi kemunculan virus nipah yang telah menyerang Malaysia.

Wanti-wanti itu disampaikan Zubairi agar Indonesia tak lagi kecolongan seperti halnya pada wabah virus corona.

Lebih lanjut ia bahkan menduga, virus nipah sudah masuk ke Tanah Air lantaran ada sebagian orang Indonesia yang mengkonsumsi hewan endemik seperti babi dan kelelawar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemungkinan virus nipah sudah masuk Indonesia tentu ada, tidak menyangkal kemungkinan itu, nah itu jangan sampai kecolongan seperti Covid-19," tutur Zubairi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (29/1).

Zubairi menambahkan, sebaiknya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan lintas kementerian serta lembaga juga mulai mewaspadai keberadaan virus nipah.

Sebab dia menuturkan, virus nipah bisa ditularkan melalui babi. Sementara Indonesia, memiliki peternakan babi di beberapa wilayah.

"Lebih baik waspada daripada kecolongan, kan banyak peternakan babi di Indonesia, bisa dilakukan skrining pada peternakan babi itu," ujar dia lagi.

Zubairi juga meminta agar pemerintah tidak menganggap remeh keberadaan virus nipah. Karena menurutnya, jika dibiarkan masuk dan berkembang di Indonesia, virus nipah bisa menyebabkan wabah.

Belum lagi ditambah dengan angka kematian virus nipah yang tergolong tinggi, mencapai 75 persen.

"Ini masalahnya kecil sekarang, tapi harus diantisipasi. Pemerintah mestinya paham, memang sudah banyak masalah, namun lebih baik mengantisipasi masalah kecil ini daripada dia berubah jadi wabah," tutur dia.

Virus yang disebut memiliki tingkat kematian 75 persen itu disebut berasal dari sebuah kampung di Malaysia, Sungai Nipah. Hingga kini vaksinnya pun belum ditemukan.

Virus nipah menyebar pertama kali di Malaysia pada 1999 silam. Diduga hampir ada 300 orang yang tertular dari kawanan babi terinfeksi. Babi ini diduga sakit lantaran terjangkit virus nipah usai menyantap sisa buah yang dimakan kelelawar--famili pteropodidae--pembawa virus.

Wabah berakhir setelah sekitar 1 juta ekor babi dikorbankan. Tapi jumlah orang meninggal akibat terjangkit virus nipah mencapai 109 orang.

Pakar kesehatan memperingatkan virus tersebut harus mendapat perhatian serius lantaran memiliki manifestasi klinis atau gejala klinis bervariasi. Mulai dari gangguan pernapasan hingga radang otak.

Terkait antisipasi virus nipah, Kementerian Kesehatan menyatakan telah bekerja sama lintas kementerian dan lembaga guna mencegah masuknya virus melalui pendekatan 'one health'.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto mengatakan, salah satu upaya mencegah penularan virus nipah adalah dengan menghindari perdagangan babi ilegal.

Kemenkes juga meyakini virus nipah belum pernah terindikasi di Indonesia.

(mln/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER