Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif mengatakan masih banyak tenaga kesehatan (nakes) yang menunda untuk divaksin Covid-19 karena sebagian masih termakan hoaks dan takut jarum suntik.
Hal itu dikatakan menjawab soal rendahnya vaksinasi ke tenaga kesehatan di Aceh.
"Ada yang takut jarum suntik, bukan karena vaksinnya. Makanya mereka menolak. Jadi saat ditanya kenapa menolak? Jawaban mereka takut suntik. Jadi bukan vaksin ya," kata Hanif usai vaksinasi tahap kedua di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh, Jumat (29/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia menyebut banyak nakes yang percaya dengan informasi dari luar bahwa vaksin Sinovac berbahaya atau kurang yakin dengan efektivitas vaksin dalam menangani Covid-19.
"Ada juga yang menolak vaksinnya karena termakan hoaks," tambahnya.
Meski demikian, Hanif yakin seiring berjalannya waktu mereka yang tadinya menolak bakal menerima untuk disuntik vaksin ini. Sebab, banyak tenaga kesehatan usai divaksin tidak merasakan efek atau gejala apa pun.
Lihat juga:Aceh Tak Paksa Warga Ikut Vaksin Covid-19 |
Pihaknya juga belum membuat aturan mengenai sanksi bagi tenaga kesehatan yang menolak untuk di vaksin. Ia lebih menyarankan agar dilakukan sosialisasi secara persuasif dan pemberian edukasi.
"Saya yakin mereka juga akan menerima nantinya. Tidak ada sanksi nakes yang menolak. Sampai saat ini belum ada aturan yang membuat untuk sanksi," ucapnya.
Sejauh ini baru 231 tenaga kesehatan tahap awal untuk Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh yang telah di suntik. Kemudian 213 orang terdaftar dalam kondisi komorbid atau orang tidak boleh divaksin.
Jumlah itu masih jauh dari jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar yang ditargetkan mendapat vaksinasi sebanyak 8.855 orang.
(dra/arh)