Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial (Kemensos) Asep Sasa Purnama menjelaskan alasan pihaknya menggunakan face recognition atau aplikasi pemindai wajah untuk warga mengambil bansos tunai (BST) di PT Pos.
PT Pos saat ini sedang menyiapkan aplikasi pindai wajah untuk penyaluran BST sesuai dengan arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma).
"Tujuan kita pakai face recognition itu agar lebih memastikan, oh ini orangnya [penerima BST], menurut hemat kami itu kan bisa lebih memastikan orang yang menerimanya, buktinya ada," kata Asep saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemensos menargetkan 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima BST 2021. Masing-masing keluarga mendapat Rp300 ribu setiap bulan melalui layanan bank Himbara atau PT Pos.
Melalui pindai wajah, data penerima BST bisa langsung masuk ke dashboard data dan langsung diperbaharui.
Asep berharap penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) juga bisa disalurkan menggunakan teknologi pemindai wajah.
"BPNT pun diharapkan bisa menampilkan dashboard, supaya lebih oke. Yang harus didorong itu BPNT, karena kan lebih besar. Biar lebih mantap," kata Asep.
Sementara itu, Ketua Satgas BST PT Pos Haris Husein mengatakan penyaluran BST menggunakan aplikasi pemindai wajah masih dalam proses hingga Februari ini.
"Face recognition masih dalam proses, kami [PT Pos] masih dalam proses penyiapan infrastruktur, kita masih berupaya untuk Februari ini kalau tidak bisa minggu pertama, bisa minggu kedua, atau ketiga, atau keempat," kata Haris saat dihubungi.
Haris menyebut jika aplikasi pemindai wajah telah siap, KPM tidak perlu lagi membawa KTP atau data diri untuk mengambil bansos tunai.
"Kalau nanti sudah jalan dengan baik, KPM datang [ke PT Pos] enggak perlu bawa KTP, tinggal bawa diri aja," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma menginginkan PT Pos tidak hanya menggunakan tanda tangan dan sidik jari sebagai bukti warga menerima bansos. Risma juga menginginkan foto wajah penerima bansos.
"Kami minta foto wajah karena kalau hanya minta tanda tangan takutnya tidak terkoneksi dengan data kependudukan, kami juga minta sidik jari supaya tersambung dengan data kependudukan, jadi itu untuk mengawal supaya penerima itu betul," kata Risma.
(mln/fra)