Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengklaim banjir bandang yang terjadi di Dusun Genuk Watu, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Pasuruan disebabkan penurunan permukaan tanah dampak dari lumpur Lapindo.
Pelaksana tugas Kalaksa BPBD Jatim Yanuar Rachmadi mengatakan penurunan tanah itu terjadi di sejumlah desa di wilayah Gempol.
"Gempol kan tanahnya turun, semua tahu lah, tiap tahun. Tapi karena kondisinya sudah seperti itu. Bukan masalah ruang terbuka, tol itu kan juga ruang terbuka, masalahnya sekarang ini ada penurunan tanah," kata Yanuar, Kamis (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yanuar mengatakan penurunan muka tanah di desa-desa itu bahkan mencapai dua meter. Penurunan mulai terjadi sejak bencana lumpur panas Lapindo pada 2006 silam.
"Bukan hanya kali saja. Ini kan memang dekat dengan sungai, yang lebih dominan Gempol itu penurunan degradasi tanah. Sudah dua meter lebih, semenjak Lapindo," ujarnya.
Menurut Yanuar, imbas dari penurunan tersebut, tanah di sejumlah desa sudah menjadi cekungan. Ia mengatakan kondisi penurunan tanah yang terus terjadi ini harus segera ditangani.
"Kalau enggak ada upaya untuk mengurangi penurunan tanah itu, saya rasa enggak akan bisa [mengatasi banjir], itu sudah merupakan cekungan," katanya.
Banjir bandang menerjang Pasuruan pada Rabu (3/2) petang setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Banjir bandang mengakibatkan puluhan rumah mengalami kerusakan.
Tercatat sebanyak enam rumah rata dengan tanah, sebelas rumah mengalami kerusakan berat, dan 13 rumah lainnya mengalami kerusakan sedang.
Selain itu, dua warga Dusun Genuk Watu, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, meninggal dunia. Kedua korban itu masing-masing bernama Sri Susminanti dan Nanda Zeni Sekar.
(frd/fra)