Kejar Tracing, Rapid Antigen Sah Jadi Diagnosis Final Covid

CNN Indonesia
Rabu, 10 Feb 2021 13:47 WIB
Kemenkes menetapkan tes rapid antigen sebagai alat diagnosis kasus covid-19 demi mempercepat tracing atau pelacakan kasus positif.
Kemenkes menggunakan tes rapid antigen untuk mendiagnosis covid-19 demi mempercepat tracing. (Foto: CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan alat deteksi virus corona (Covid-19) rapid antigen sebagai alat diagnosis final kasus covid-19 yang dilaporkan sebagai kasus baru nasional. 

Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan hal itu dilakukan untuk memperbanyak jumlah tracing alias telusur.

Sebab, selama ini hasil diagnosis kasus covid-19 melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes swab dibutuhkan waktu  relatif lama mulai dari 3-10 hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti arahan bapak Menkes, bahwa rapid antigen ini digunakan untuk kepentingan epidemiologis, jadi untuk mendiagnosis," kata  dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Rabu (10/2).

Nadia juga mengatakan, nantinya hasil diagnosis positif covid-19 akan langsung dicatat di sistem pelaporan Kemenkes sebagai temuan kasus positif covid-19 yang baru. Dengan kondisi itu, Nadia mewanti-wanti publik untuk jangan kaget bila kasus covid-19 di tanah air melonjak.

"Hanya saja kami nanti akan memisahkan mana kasus positif yang dilakukan pemeriksaan RT PCR dan mana yang konfirmasi positif yang kita dapatkan dari rapid antigen," kata dia.

Namun demikian Kemenkes menetapkan dua skema lain mengingat rapid antigen berpotensi false negatif covid-19. Apabila dalam pemeriksaan kontak menggunakan rapid antigen mendapat hasil negatif, tetap harus diulang dengan PCR.

Pertama, bagi daerah yang kesulitan mengakses laboratorium PCR, kata dia, konfirmasi ulang bisa dilakukan dengan rapid antigen kedua kalinya dalam kurun waktu kurang dari 48 jam.

Kedua, bagi daerah yang mudah mengakses laboratorium pemeriksaan, maka akan dilakukan pemeriksaan PCR untuk membuktikan tingkat akurasinya.

"Sehingga setidaknya untuk kasus positif kita akan cepat sekali mengetahui dan memisahkan khususnya kasus positif di dalam masyarakat," pungkasnya.

(khr/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER