Laporan Antigen Molor Publikasi, Sistem Masih Dibenahi
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut sejauh ini Kementerian Kesehatan selaku leading sector penanganan pandemi virus corona (SARS-CoV-2) masih melakukan perbaikan sistem aplikasi pelaporan data Covid-19 secara terpusat.
Kondisi itu menyebabkan pelaporan temuan kasus Covid-19 melalui rapid test antigen belum dapat dipublikasikan. Adapun rapid test antigen telah sah digunakan sebagai metode pelacakan kontak erat dan penegakan diagnosis sejak 8 Februari lalu.
Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/446/2021 tentang Penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen dalam Pemeriksaan Corona Virus Disease 2019.
"Sepertinya bagian pusat data dan informasi sedang meng-upgrade sistem yang ada supaya semua data dari berbagai sumber bisa masuk," terang Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Kaliaga Ginting saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (24/2).
Namun demikian, Alex mengakui Kementerian Kesehatan menargetkan integrasi data melalui sistem itu rampung pada pekan ini. Target itu diketahui molor dari rencana Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mengatakan publiksasi data rapid test antigen akan disiarkan pada 17-21 Februari.
Sejauh ini, pemerintah hanya melaporkan jumlah pemeriksaan harian warga melalui tes dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM) saja. Data itu didapat dari sistem New All Record (NAR) milik Kementerian Kesehatan.
"Targetnya mulai minggu ini sudah masuk di entry datanya," imbuh Alex lagi.
Sebelumnya Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan semestinya pendataan pasien positif Covid-19 hasil tes antigen sudah mulai bisa masuk ke sistem. Sehingga laporan harian yang dipublikasikan Satgas Penanganan Covid-19 sudah memuat keseluruhan data pemeriksaan.
"Seharusnya sudah masuk, sudah ada data pemeriksaan yang pakai antigen dan yang pakai PCR di pendataan Covid-19 harian," tutur dia kepada CNNIndonesia.com, Selasa (23/2) kemarin.
Metode diagnosis Covid-19 sejauh ini bukan hanya menggunakan PCR dan TCM. Belakangan Menkes Budi Gunadi juga telah menetapkan rapid test antigen sebagai alat diagnosis final Covid-19.
Adapun PCR dan TCM sama-sama mengambil spesimen dari pangkal hidung dan tenggorokan. Metode ini bertujuan mencari material genetik yang pada virus corona penyebab Covid-19.
Sementara mekanisme swab antigen bertujuan mencari protein yang terdapat di permukaan virus. Mekanisme swab antigen menggunakan bahan kimia yang lebih sedikit dan lebih sederhana ketimbang swab PCR. Sehingga hasil positif/negatif bisa diketahui lebih cepat.
Meski demikian, tes PCR tetap menjadi 'golden standart' pemeriksaan Covid-19 karena akurasi paling tinggi diantara metode tes lainnya.