Kepala Staf Kepresiden Moeldoko ditetapkan sebagai ketua umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3). Moeldoko tak hadir dan menerima pengangkatan dirinya lewat sambungan telepon.
Penetapan Moeldoko menjadi ketua umum Demokrat merupakan buntut dari gejolak internal partai berlambang mercy tersebut.
Awalnya, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono membongkar gerakan kudeta yang digagas sejumlah kader dan mantan kader Demokrat. Tak hanya itu, AHY menyebut orang dekat Presiden Joko Widodo juga terlibat dalam gerakan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief menyebut Moeldoko ada di balik gerakan mengambil alih kepemimpinan AHY. Para kader dan mantan kader bahkan sudah menggelar pertemuan dengan Moeldoko untuk mendongkel AHY.
Moeldoko pun tak terima dengan tudingan tersebut. Ia membantah terlibat dalam upaya melengserkan AHY dari kursi ketua umum. Moeldoko menyatakan bahwa dirinya bertemu para kader Demokrat hanya sekedar 'ngopi-ngopi'.
"Saya ingatkan hati-hati, jangan fitnah orang," kata Moeldoko dalam jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Rabu (3/2).
Para kader Demokrat di bawah kepemimpinan AHY tak begitu saja percaya dengan bantahan Moeldoko. Mereka meyakini bahwa pembantu Jokowi itu ingin merebut kepemimpinan AHY.
Rencana kudeta AHY pun mendorong mantan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) buka suara. SBY meyakini langkah-langkah Moeldoko di luar pengetahuan Jokowi.
"Secara pribadi, saya sangat yakin bahwa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi," ungkap SBY dalam video yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (24/2).
"Saya juga yakin bahwa Presiden Jokowi memiliki integritas, yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," kata dia menambahkan.
Moeldoko kembali buka suara terkait tudingan SBY tersebut. Mantan panglima TNI itu mengklaim sudah tak mengikuti perkembangan internal Demokrat. Ia meminta para pihak terakit tak menekan dirinya yang sudah diam.
"Saya enggak ngerti tuh perkembangan internal seperti itu, saya pikir sudah selesai. Jadi janganlah menekan-nekan saya. Saya diam, jangan menekan-nekan," kata Moeldoko di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/2).
Moeldoko, AHY, maupun SBY sama-sama berasal dari kalangan militer. Ketika masih menjabat presiden, SBY menunjuk Moeldoko menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk menggantikan adik iparnya yang saat itu pensiun.
Tiga bulan kemudian, SBY menunjuk Moeldoko sebagai panglima TNI pada 2013 lalu. Ia menjadi orang nomor satu di lingkungan milter selama dua tahun. Moeldoko pensiun dengan menyandang bintang empat di pundak.
Mengikuti jejak SBY, Moeldoko juga terjun ke kancah politik selepas pensiun. Ia mengawali karir politiknya dengan bergabung ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Moeldoko didapuk sebagai wakil ketua dewan pembina.
Setahun menyelami dunia politik, kedekatan Moeldoko dengan Jokowi mulai terendus. Berawal saat mantan Pangdam Siliwangi itu dipercaya Jokowi mewakili keluarga menyambut tamu undangan dalam pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution pada 2017 lalu.
Setahun berselang, Moeldoko diangkat sebagai kepala staf kepresidenan menggantikan Teten Masduki. Ketika Jokowi kembali terpilih pada Pilpres 2019, Moeldoko masih dipercaya sebagai 'tangan kanan' Jokowi.