Polri akan mendalami klaim dari Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman terkait ancaman dari jajaran intelijen di satuan kepolisian tingkat resor (polres) untuk membujuk kader partai mendukung hasil Kongres Luar Biasa (KLB).
Sebelumnya, Benny yang juga anggota Komisi III DPR RI menyebut para pengurus daerah parpolnya di tingkat kabupaten dan kota resah karena diancam intel-intel polres untuk menyerahkan nama pengurus inti partai hingga dibujuk pro KLB.
"Perlu diklarifikasi kebenarannya," kata Argo saat dihubungi wartawan, Selasa (9/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun demikian, dia belum dapat menjabarkan lebih lanjut mengenai informasi yang dilontarkan oleh Benny K Harman tersebut. Argo hanya memastikan bahwa Polri akan menghukum anggota yang terlibat dalam hal itu.
"Kalau anggota salah, kami tindak," janji dia tegas.
Dalam cuitannya pada Selasa siang ini, Benny menyebut terdapat jajaran intelijen polres tersebut mengancam kader Demokrat di kabupaten atau kota untuk menyerahkan nama-nama pengurus inti dan mereka bergerak atas perintah kapolres.
Namun demikian, Benny juga meminta klarifikasi dari pihak terkait ihwal informasi yang beredar itu.
"Para pengurus Demokrat tingkat kabupaten dan kota kini resah. Mereka diancam intel2 Polres untuk menyerahkan nama2 pengurus inti partai. Katanya atas perintah Kapolres. Ada pula yang dibujuk utk pro Pengurus Demokrat hasil KLB jika mau aman. Ini beneran kah.? Rakyat Monitor!" kata Benny lewat akun Twitter miliknya, @BennyHarmanID, Selasa (9/3).
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membenarkan kabar yang diembuskan Benny.
Menurutnya, peristiwa itu salah satunya terjadi di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Herzaky berkata, kader Demokrat di kota/kabupaten didatangi sosok yang mengaku dari intelijen polres atau instansi lain.