Garuda Revolution Angkat Suara soal Kasus Hina Gibran

CNN Indonesia
Selasa, 16 Mar 2021 21:25 WIB
Garuda Revolution meminta seluruh anggota berhati-hati menulis komentar menyusul kasus yang menimpa AM usai dianggap menghina Gibran. (Foto: ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komunitas suporter timnas Indonesia, Garuda Revolution (GR) angkat suara ihwal kasus warga Slawi, Kabupaten Tegal berinisial AM yang ditangkap usai mengomentari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Komentar yang dianggap menghina itu ditulis oleh AM dalam sebuah unggahan di akun Instagram @garudarevolution tentang Gibran yang meminta Semifinal dan Final Piala Menpora digelar di Kota Solo.

Komandan GR menjelaskan unggahan di akun Instagram itu tak berkaitan dengan politik. Menurutnya, unggahan itu murni hanya membahas ihwal semifinal dan final Piala Menpora.

"Menurut gue enggak ada nyerempet-nyerempet ke politik, karena ini pure kita bahas Piala Menpora dan di situ pun caption-nya gue bikin caption-nya itu gue bikin harus ditinjau ulang dulu dan siapa yang masuk semifinal siapa yang masuk final," tuturnya dalam video yang diunggah Youtube Garuda Revolution, Selasa (16/3).

"Biar maksud gue, begini, biar basis suporter terdekat dari Solo itu suporternya itu enggak datang ke Solo karena deket, kan," lanjutnya.

Apalagi, kata Komandan GR, atmosfer pertandingan semifinal dan final berbeda jauh dengan laga di fase grup. Dikhawatirkan, ada oknum pendukung yang memaksa masuk ke stadion untuk menonton pertandingan.

"Takutnya ada oknum-oknum yang maksa masuk stadion terus berpengaruh buruk untuk izin ke depan penyelenggaraan sepak bola ini," ujarnya.

Terkait motivasi AM menulis komentar dalam unggahan itu, Komandan GR mengaku tak mengetahuinya. Ia pun membeberkan alasan pihak kepolisian hingga akhirnya menciduk AM.

"Enggak tahu gue apa motivasi dia (AM) untuk komen seperti ini 'tahu apa dia tentang sepak bola, tahunya cuma dikasih jabatan saja'," ucapnya.

Lebih lanjut, Komandan GR meminta kepada seluruh pasukan GR untuk berhati-hati dalam menuliskan komentar. Tujuannya, agar kasus yang menimpa AM tak terulang kembali.

"Kalau komen yo dipikir-pikir sik, dipikir-pikir dulu jangan sampai merugikan orang lain, merugikan diri sendiri, merugikan keluarga," katanya.

Komandan GR juga turut meminta maaf atas kasus yang menimpa AM ini kepada semua pihak. Termasuk, kepada Gibran.

"Untuk case Arkham gue selaku komandan GR dan Arkham ini salah satu pasukan GR, gue juga minta maaf sama anak presiden, pak wali kota Solo, insyaallah enggak keulang lagi," ujarnya.

Sebelumnya, Polresta Solo mengamankan AM terkait unggahannya di media sosial yang dinilai mengolok-olok Gibran.

Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak menerangkan tim polisi virtual telah berkonsultasi dengan ahli bahasa, ahli pidana, dan ahli ITE sebelum menangkap AM.

Selain itu, kata Ade, polisi virtual juga telah menghubungi AM melalui fasilitas pesan langsung (direct message/DM) di Instagramnya.

Ade juga menegaskan bahwa pihaknya tak menahan dan memperkarakan lebih lanjut AM setelah yang bersangkutan bersedia menghapus unggahannya di media sosial dan meminta maaf.

Permintaan maaf itu diketahui dibuat secara terbuka melalui akun resmi Instagram Polresta Surakarta, @PolrestaSurakarta

(dis/pris)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK