ANALISIS

Amburadul Vaksinasi di Tengah Ancaman Kedaluwarsa

CNN Indonesia
Rabu, 17 Mar 2021 11:54 WIB
Program vaksinasi Covid-19 berjalan lambat. Sampai kemarin, Selasa (16/3), baru 4,4 juta orang dari target 181,5 juta yang menerima suntikan vaksin.
Program vaksinasi Covid-19 masih berjalan lambat di tengah ancaman kedaluwarsa kandungan vaksin. Ilustrasi (Muchlis - Biro Pers)
Jakarta, CNN Indonesia --

Program vaksinasi Covid-19 telah berjalan dua bulan lebih. Namun sampai kemarin, Selasa (16/3), baru 4.468.829 atau 2,46 persen dari total sasaran 181.554.465 yang menerima suntikan vaksin.

Indonesia setidaknya sudah memiliki 39,1 juta vaksin. Rinciannya 3 juta vaksin jadi dari Sinovac, 35 juta vaksin mentah (bulk) Sinovac yang diolah oleh PT Bio Farma, serta 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca.

Data Bio Farma per 15 Maret mencatat 12.825.590 dosis vaksin Sinovac mentah yang diolah telah terdistribusi. Ditambah 3 juta vaksin jadi, maka Indonesia  sudah memiliki 15.825.590 dosis vaksin siap pakai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini sebanyak 6.185.576 dosis vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan ke tenaga kesehatan, petugas publik, dan lansia. Jumlah ini termasuk suntikan dosis kedua. Dengan demikian, masih ada sekitar 9 juta dosis vaksin siap pakai belum disuntikkan.

Stok vaksin yang masih banyak ini harus segera diberikan ke masyarakat prioritas, seperti lansia dan pekerja lapangan. Distribusi ke daerah juga harus dipercepat.

Ancaman kedaluwarsa vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan AstraZeneca pun ada di depan mata.

Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac gelombang pertama akan habis masa kedaluwarsanya pada 25 Maret 2021, sementara 1,1 juta vaksin AstraZenaca akan kedaluwarsa pada Mei 2021.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim vaksin Sinovac yang akan kedaluwarsa telah habis digunakan, sedangkan AstraZeneca belum disuntikan ke masyarakat.

Distribusi vaksin AstraZeneca ke sejumlah daerah pun disetop sementara sambil menunggu penelitian lebih lanjut oleh BPOM dan ITAGI. BPOM sebenarnya telah mengeluarkan izin darurat untuk AstraZeneca.

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan pemerintah telah salah kaprah dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19. Menurutnya, pemerintah masih kurang gencar menyuntikkan vaksin ke masyarakat.

Ia meminta pemerintah tak mengulur vaksinasi di tengah ancaman kematian warga lanjut usia (lansia) dan para pemilik komorbid alias penyakit penyerta yang terpapar virus corona.

"Itu strategi yang aneh, salah kaprah, apa-apaan. Kita harus mempercepat vaksinasi sebanyak mungkin harus segera didorong. Jangan malah diincrit-incrit, logikanya bagaimana?" kata Windhu kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/3).

Windhu menyebut program vaksinasi berjalan sangat lambat. Dalam sehari, pemerintah hanya berhasil menyuntik vaksin ke 150 ribu orang.

Pemerintah sendiri mengklaim bisa menyuntik 300 ribu orang dalam satu hari. Sedangkan Presiden Joko Widodo menargetkan 1 juta orang disuntik vaksin Covid-19.

"Padahal kalau mau mencapai herd immunity butuh waktu setahun kan. Karena misalnya antibodi bertahan setahun ya harus setahun, kalau enam bulan ya harus enam bulan juga," ujarnya.

"Kecuali setahun kita mau memvaksinasi dosis ketiga, tapi itu cost sungguh besar, makanya kecepatan paling penting," jelas Windhu menambahkan.

Infografis - Cara Cek Tingkat Renta Lansia sebagai Syarat VaksinFoto: CNN Indonesia/ Basith Subastian
Infografis - Cara Cek Tingkat Renta Lansia sebagai Syarat Vaksin

Windhu meminta pemerintah segera menghabiskan vaksin Covid-19 yang telah siap pakai secepat mungkin, terutama diberikan kepada para lansia yang rentan terpapar virus corona. Saat ini pemerintah memiliki 123 ribu vaksinator di seluruh Indonesia.

"Makanya jangan pakai strategi begitu. Segera gunakan semua ketersediaan vaksin yang sudah ada, atau jika tidak ya kita tidak bisa lekas menekan angka kematian," kata Windhu.

Di sisi lain, Windhu juga mengkritik Bio Farma yang lambat dalam mengolah vaksin mentah Sinovac. Perusahaan plat merah itu telah menerima sekitar 35 juta dosis vaksin mentah Sinovac. Sejauh ini, baru 12,8 juta yang telah jadi dan terdistribusi.

"Ini dia lamban mengolahnya, ini saya heran. Jika ini semua diakumulasi, mulai dari strategi pemerintah dan Bio Farma juga, maka kita bisa-bisa tidak setahun, tapi sepuluh tahun," ujarnya.

Distribusi Lambat

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER