Kronologi Ricuh Penggusuran di Gang Buntu Pancoran

CNN Indonesia
Kamis, 18 Mar 2021 08:18 WIB
Ilustrasi bentrokan. (Foto: iStock/ManuelVelasco)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekitar 22 orang warga terluka imbas kericuhan di Gang Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3) malam. Huru-hara itu merupakan buntut dari penggusuran yang diduga dilakukan PT Pertamina Training and Consulting (PTC) kepada warga setempat.

Perwakilan Forum Pancoran Bersatu, Leon Alvinda Putra menjelaskan ricuh bermula saat sejumlah orang dari organisasi masyarakat mendatangi permukiman warga dan memblokade akses masuk serta pintu belakang Gang Buntu II pada sekitar pukul 15.00 WIB.

Menyaksikan itu, menurut dia, warga pun meminta kelompok ormas itu pergi lantaran terus melakukan intimidasi. Pihak ormas juga diminta segera mengembalikan sekolah PAUD di wilayah permukiman yang dikuasai secara paksa tersebut.

Lantas sekitar pukul 17.00 WIB, warga dan perwakilan forum melakukan negosiasi dengan pihak Pertamina, Polres Metro Jakarta Selatan dan, Polsek Pancoran.

Leon mengungkapkan, dalam negosiasi itu Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk proses mediasi. Tapi warga menolak, mengingat mediasi yang pernah dilakukan sebelumnya selalu berujung berakhir dengan intimidasi.

"Karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan kerohiman," ungkap Leon saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (18/3) dinihari.

Hasil dari negosiasi itu, Pertamina akhirnya menyerahkan kembali bangunan sekolah PAUD ke warga. Namun demikian, aparat dan ormas tidak keluar dari wilayah pemukiman warga.

Leon mengatakan kondisi mulai memanas sekitar pukul 18.30 WIB. Sementara kericuhan pecah pada pukul 22.00 WIB.

Menurut dia, ormas berupaya memprovokasi warga dan melempari batu ke arah warga sehingga terjadi bentrokan.

Leon juga mengatakan sempat ada tembakan gas air mata ke posko medis tempat mengungsikan warga yang luka-luka karena bentrokan. Karena kondisi yang tak kondusif, warga berupaya menghubungi ambulans dari rumah sakit terdekat.

Namun tidak ada yang mau menangani. "Akses bantuan yang ingin masuk ke posko medis sulit dijangkau, karena seluruh pintu masuk ke Pancoran Gang Buntu II dijaga ketat oleh aparat," cerita Leon.

Akibat insiden itu, total 22 orang warga terluka. Dengan rincian korban luka ringan 15 orang, korban luka berat 7 orang.

"Seorang warga dengan luka berat masih dirawat di RS Tebet. warga yang dirawat mengalami luka berupa kepala bocor dan kaki sobek.

Melalui sejumlah foto dan video yang diterima CNNIndonesia.com, terdapat sejumlah warga yang terlihat tak sadarkan diri maupun luka-luka.

CNNIndonesia.com telah berupaya mengonfirmasi kejadian tersebut ke aparat kepolisian, tapi hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan.

Upaya konfirmasi juga sudah disampaikan kepada Legal Manager PT Pertamina Training Consulting (PTC) Achmad Suyudi dan yang bersangkutan belum menjawab.

Sebelumnya, Yudi mengklaim Pertamina telah memiliki 25 sertifikat Hak Guna Bangunan yang dapat membuktikan kepemilikan lahan di Gang Buntu II secara hukum.

Ia pun berdalih keterlibatan aparat dilakukan sebagai upaya penertiban dan pengamanan kondisi di lapangan. Sementara PT PTC, lanjut dia, tidak menutup ruang komunikasi bagi warga yang ingin menyampaikan aspirasi.

(yoa/nma)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK