Lampung, CNN Indonesia --
Harapan kembali hadir bagi Keluarga Ajun Brigadir Asep, anggota Brimob yang dinyatakan hilang dan meninggal usai tsunami Aceh 2004.
Asa itu muncul setelah seorang pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh disebut mirip dengan Asep.
Keluarga Asep di Natar, Lampung Selatan, Provinsi Lampung mengatakan ditugaskan ke Aceh pada tahun 2004 sebagai pasukan Bantuan Keamanan Operasional (BKO) Brimob Resimen Kedung Halang Bogor. Saat itu, Asep bertugas di Poskotis Brimob Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, yang saat itu tengah dilanda konflik dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhir 2004, Aceh diporakporandakan oleh gempa yang disusul tsunami. Aceh dinyatakan hilang saat itu dan dianggap sudah meninggal.
Edi kakak ipar Asep mengatakan jika pasien di RSJ itu benar adiknya, keluarga tentu sangat senang. Keluarga sejauh ini yakin bahwa pria tersebut benar Asep.
"Keluarga juga menyakini kalau pria di RSJ Aceh itu adalah Asep. Tapi saat ini kami masih menunggu kepastian benar tidaknya, tapi kalau soal yakin tidaknya kami sekeluarga besar sangat yakin sekali," kata Edi kepada CNNIndonesia.com saat ditemui di kediamannya di Desa Natar, Lampung Selatan, Jumat (19/3/2021).
Keluarga juga berharap nantinya Asep bisa dibawa pulang ke Lampung.
Untuk membuktikan kebenaran kabar tersebut, kata Edi, kakak iparnya atau kakak kandung Asep yakni Mahyudin dan juga adiknya, Saiful diberangkatkan ke Aceh Jumat pagi kemarin yang difasilitasi oleh Polda Lampung.
"Jadi untuk membuktikan kebenaran kabar itu, pihak keluarga sudah berangkat ke Aceh pagi tadi. Selain itu juga, saat ini kami masih menunggu mengenai tes DNA tersebut,"ujarnya.
Sementara itu Burhan, adik kandung Asep mengatakan, keluarga pertama kali tahu soal keberadaan kakaknya itu dari teman satu angkatan kakaknya sesama anggota Brimob.
Dari foto yang ditunjukan ada dia ciri khusus yakni tahi lalt di telinga kanan dan bekas jahitan di dahi kiri.
"Keyakinan keluarga pria di foto itu adalah Asep, berdasar adanya dua tanda ciri-ciri yang sama dimiliki Asep. Yakni tahi lalat yang berada telinga kanan atas serta adanya bekas luka jahitan di pelipis atau dahi sebelah kiri, dan luka itu sewaktu Asep masih kecil jatuh di kamar mandi,"bebernya.
Burhan mengungkapkan, perasaan keluarga pastinya bercampur aduk mengetahui kabar tersebut. Menurutnya, Ia tak bertemu dengan kakaknya Asep hampir 17 tahun, bahkan kakaknya tersebut disangka sudah meninggal karena sudah ditahlilkan.
"Ya percaya nggak percaya kabar ini, karena kakak ini kan sudah ditahlilkan mulai 7 hari, 40 hari dan mendak (satu tahun). Ternyata dapat kabar, kakak masih hidup dan saya bersyukur Alhamdulillah sekali jika kabar ini memang benar," katanya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad membenarkan Satbrimob Polda Lampung sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga Abrip Asep. Polda Lampung memfasilitasi keluarga Asep guna melakukan penjemputan terhadap Abrip Asep di Aceh.
"Sudah dikoordinasikan dengan keluarganya. Jumat pagi tadi, keluarganya yakni kakak dan adik Abrip Asep, Mahyudin dan Saiful diterbangkan menuju ke Aceh untuk dipertemukan dengan pria diduga Asep yang sedang dirawat di RSJ Aceh tersebut,"kata Pandra.
Di Aceh, keluarga akan melakukan serangkaian tes DNA.
"Pihak keluarganya juga berharap, agar Asep dapat menjalani pengobatan di Lampung," pungkasnya.
Kabar ditemukannya Asep bermulaberedarnya rekaman video berdurasi 00.12 detik yakni pertemuan anggota Polda Aceh yang mengaku salah satuteman seangkatan Asep di kepolisian di RSJ Banda Aceh,
Dalam rekaman video itu, tampak terlihat rekannya begitu gembira dapat bertemu dengan Asep dan menyampaikan informasi ke rekan polisi seangkatan letting 351. Selain itu juga, dalam sebuah foto yang diunggah akun @ndorobeii, terlihat Asep didatangi oleh rekan sesama polisi.
Dalam unggahan tersebut juga dijelaskan, bahwa saat terjadinya Tsunami yang mengguncang Aceh pada tahun 2004, Asep sedang bertugas di posko pengamanan. Pasalnya, saat itu Aceh sedang bergejolak politik dengan adanya Gerakan Aceh Merdeka (GAM).