Estimasi BPOM Putuskan Izin Vaksin Sputnik V Akhir April Ini

CNN Indonesia
Jumat, 09 Apr 2021 22:38 WIB
Vaksin Covid-19 produksi Rusia, Sputnik-V. (AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengestimasi akan memberikan keputusan atas permohonan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) vaksin produksi Rusia, Sputnik V akhir bulan ini. Vaksin merek ini rencananya juga akan masuk dalam jenis yang dipakai untuk program vaksinasi gotong royong alias mandiri di Indonesia.

Indonesia juga telah berkomitmen mendatangkan total 20 juta dosis vaksin Sputnik V. Rencananya, akhir April atau awal Mei 2021, Sputnik V akan didatangkan secara bertahap dengan 5 juta dosis vaksin dan dilanjutkan rutin seterusnya setiap bulannya hingga memenuhi total 20 juta dosis.

"Sputnik ini sudah berproses cukup lama, saat ini kira-kira 70 persen data kami terima dan akan bermitra dengan Bio Farma, PT Indofarma. Estimasi EUA adalah akhir April 2021," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam rapat dengar dengan Komisi IX DPR RI yang disiarkan secara daring, Kamis (8/4).

Penny menjelaskan vaksin produksi Rusia ini didaftarkan PT Pratapa Nirmala, dan saat ini tinggal menunggu tambahan data efikasi, keamanan dan mutu vaksin oleh produsen.

Tak hanya Sputnik, Penny juga menjelaskan dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan EUA untuk vaksin AstraZeneca buatan Jerman minggu kedua April 2021 dan buatan Thailand pada Mei 2021. Sementara sebelumnya, vaksin AstraZeneca produksi SK Bioscience Korea telah diberikan EUA oleh BPOM RI pada 22 Februari lalu.

Selanjutnya BPOM, lanjut Penny, juga menargetkan akan mengeluarkan EUA vaksin Sinopharm pada Mei 2021. Vaksin asal China itu rencananya juga akan dialokasikan sebagai jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksin mandiri. Saat ini Indonesia sudah mengantongi komitmen 15 juta dosis vaksin dari Sinopharm.

"Sinopharm yang didatarkan PT Kimia Farma, saat ini proses evaluasi, tapi masih menunggu tambahan data efikasi, keamanan dan mutu. Didaftarkan Kimia Farma, apabila semua hal teknis dan nonteknis berjalan baik, estimasi EUA Mei 2021," jelas Penny.

Lebih lanjut, Penny menyebut masih ada dua vaksin lainnya yang saat ini dalam proses penerbitan EUA. Mereka yakni vaksin produsen India Covaxin pada Mei 2021, dan EUA vaksin Novavax pada Juni 2021.

Dengan adanya tambahan-tambahan itu, Penny berharap akselerasi vaksinasi di Indonesia akan tercapai. Ia juga mengakui memang benar beberapa merek diantaranya masih belum termaktub dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor HK.01.07/ Menkes/12758/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19).

"Ini menjadi harapan kita untuk melengkapi kebutuhan vaksin yang ada, di luar vaksin yang ada dalam tujuh vaksin yang dikeluarkan oleh Kemenkes," kata Penny.

(khr/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK