Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan 60 persen ketersediaan vaksin Covid-19 di bulan April akan dialokasikan khusus untuk program vaksinasi warga lanjut usia (lansia) di Indonesia.
Upaya itu dilakukan guna menggenjot angka vaksinasi lansia yang berjalan lamban. Kemenkes menargetkan sebanyak 90 persen dari 21.553.118 orang lansia rampung menerima suntikan dosis pertama pada akhir Juni 2021 mendatang.
"Kita hanya akan fokus kepada dua kelompok, dan 60 persen dari stok vaksin akan difokuskan untuk usia di atas 60 tahun. Sisanya untuk tenaga pendidik dan guru," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi melalui konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Senin (12/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia lantas menjelaskan, ketersediaan vaksin pada April ini terbatas dan hanya mengandalkan vaksin Sinovac bulk yang telah diolah PT Bio Farma (Persero) di Bandung. Pada April ini, Bio Farma ditargetkan mampu menghasilkan 7-11 juta dosis vaksin.
Adapun keterbatasan vaksin itu merupakan imbas dari embargo vaksin India. Indonesia kehilangan 10 juta dosis vaksin gratis dari kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI).
Dari 11,7 juta vaksin AstraZeneca yang dijanjikan GAVI, Indonesia kemungkinan besar hanya mendapatkan 1,3 juta-1,4 juta dosis vaksin gratis imbas embargo.
"Suplai vaksin di bulan April satu-satunya adalah dari vaksin Sinovac yang dibuat oleh Bio Farma. Ini perkiraannya antara 7 juta sampai 11 juta dosis pada bulan April ini," jelasnya.
Untuk itu, Nadia memastikan laju vaksinasi di Indonesia akan diupayakan berjalan normal, dan tercukupi. Namun demikian, realisasi dari target vaksinasi 750 ribu hingga sejuta dosis sehari akan tertunda.
Kendati begitu, Nadia mengaku pihaknya masih optimis program vaksinasi covid-19 di Indonesia akan rampung dalam 12 bulan.
Untuk memenuhi target itu, pihaknya bakal menggenjot laju vaksinasi di Juli-Desember 2021. Sebab, dalam periode itu menurutnya Indonesia akan kedatangan banyak vaksin dari produsen vaksin lain seperti Novavax hingga Pfizer.
"Jadi kami pastikan bahwa vaksinasi tidak akan dihentikan ya, artinya yang penting adalah bagi kita di saat vaksinasi jumlahnya terbatas kita melakukan prioritasisasi kelompok mana yang paling rentan untuk mendapatkan vaksin," pungkasnya.
Sementara itu, data Kemenkes terakhir per Minggu (11/4) pukul 18.00 WIB mencatat sebanyak 2.030.311 lansia mendapat suntikan dosis pertama, sementara baru 597.464 lansia yang rampung mendapat suntikan kedua.
Artinya, secara keseluruhan, baru 2,77 persen lansia yang terhitung telah selesai menerima suntikan vaksin covid-19 secara lengkap.
(khr/pris)